Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menjelaskan peran organisasi yang menjadi payung bagi 800 ribu masjid di hadapan perwakilan duta besar (Dubes) negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan ASEAN dalam rangkaian Milad ke-50 DMI di Jakarta, Kamis 23 Juni.

Pertemuan dengan perwakilan negara OKI dan ASEAN dilakukan untuk mempererat hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Muslim.

"Acara silaturahim bertujuan lebih memperkenalkan DMI, juga untuk membuka jalan meningkatkan kerja sama bagi kemakmuran masjid di seluruh dunia," ujar Kalla dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Kamis 23 Juni.

Di hadapan dubes negara anggota OKI dan ASEAN, Kalla menceritakan saat Raja Salman berkunjung ke Indonesia pada Maret 2018. Raja Salman terkejut mendengar kabar tentang jumlah masjid yang tersebar di seluruh Indonesia.

Menurut Jusuf Kalla, di Indonesia berlaku lima hari kerja mulai Senin hingga Jumat, dan secara tidak langsung berdampak pada eksistensi masjid.

"Dampaknya, salat Jumat berlangsung pada hari kerja. Konsekuensinya masjid ada di mana-mana, di kantor, di sekolah, di SPBU. Ini berbeda dari negara-negara Islam lainnya yang pada setiap Jumat sebagai hari libur kerja," ujarnya.

Menurutnya, 90 persen masjid di Indonesia milik masyarakat, sehingga independen. Hanya 10 persen yang jadi milik pemerintah. Masjid-masjid itu menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti pelatihan bagi juru dakwah (dai) bagi jamaahnya.

Kalla mengajak masjid-masjid untuk dijadikan pusat pendidikan selain pusat dakwah seperti yang dilalukan di Masjid Al Azhar di Kebayoran, Jakarta Selatan. "Kehadiran ribuan masjid dapat mendorong masyarakat agar menjadi lebih baik," kata dia.

Kendati demikian, Kalla menekankan perlunya penataan akustik pengeras suara. Suara adzan, khutbah, maupun ceramah yang biasa didengarkan dari masjid-masjid, akustiknya harus diatur sedemikian rupa agar terdengar indah, syahdu dan tidak saling bertabrakan.

"Perlu ada aturan tentang penataan pengeras suara masjid yang baik. Jadi akustik masjid-masjid penting," ujarnya.

Selain itu, organisasi yang dipimpinnya memiliki program unggulan, mulai dari penanganan program bersih masjid, kesehatan berbasis masjid, hingga program khusus untuk membuat arsitektur masjid.

Kalla juga mendorong pengurus masjid memainkan peran dengan menggalakkan wakaf dan zakat untuk memajukan ekonomi umat. Wakaf dan zakat penting bagi kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi dan madrasah atau sekolah untuk pencerahan sosiokultural.

"Kami akan membangun kolaborasi untuk melaksanakan tiga hal, yakni masjid, wakaf dan madrasah untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran umat. Mari kita makmurkan masjid dan dimakmurkan masjid," pungkasnya.