Bagikan:

JAKARTA - Rudal balistik antar-benua (ICBM) RS-28 Sarmat atau Satan II versi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) siap memasuki posisi siaga tempur menurut Presiden Vladimir Putin, sementara Rusia menilai 'aneh' negosiasi pengurangan senjata dengan Amerika Serikat.

Presiden Putin sebuah pertemuan Hari Selasa mengatakan, sistem rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat pertama akan siaga tempur di Rusia pada akhir tahun 2022 mendatang.

"Rudal balistik antarbenua berat Sarmat berhasil melakukan peluncuran uji coba. Sistem ICBM pertama seperti itu diatur untuk siaga tempur pada akhir tahun ini," terang Presiden Putin di sela-sela pertemuan dengan lulusan institusi pendidikan tinggi militer, melansir TASS 21 Juni.

Selain senjata baru yang diuji di medan perang, pasukan Rusia telah mulai menerima sistem pertahanan rudal anti-pesawat dan anti-balistik S-500 yang canggih yang tidak memiliki saingan di dunia, Putin menekankan.

Saat ini, formasi rudal Uzhur di Wilayah Krasnoyarsk sedang bersiap untuk mempersenjatai resimen garis depan dengan ICBM Sarmat yang canggih.

icbm sarmat
Rudal ICBM RS-28 Sarmat (Tangkapan layar YouTube/Enjamul Hoque)

Terpisah, Kepala Perusahaan Antariksa Negara Roscosmos Dmitry Rogozin mengatakan, negosiasi kesepakatan pengurangan senjata strategis baru dengan Amerika Serikat tampak aneh di tengah uji coba rudal balistik antarbenua Sarmat (ICBM) yang canggih oleh Rusia.

"Sepertinya aneh mendengar pembicaraan tentang perlunya perjanjian baru dengan Amerika Serikat, tentang pengurangan senjata nuklir strategis pada saat kita baru saja menguji persenjataan canggih ini, dan sedang bersiap untuk mempersenjatai resimen rudal pertama Uzhur di Wilayah Krasnoyarsk dengan Sarmat," kata Rogozin dalam sebuah unggahan di Telegram.

Kepala Roscosmos dengan demikian mendukung pernyataan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev yang mengatakan, inisiatif untuk mencairkan hubungan dengan Amerika Serikat di bidang perjanjian senjata nuklir akan berbahaya bagi Rusia. Ia menekankan, Rusia memiliki instrumen pencegahan paling canggih, Rogozin menekankan.

"Dan senjata ampuh ini adalah jaminan utama kehidupan damai, kedaulatan, dan kebijakan luar negeri kami yang independen," tegas kepala Roscosmos.

"Jika negara-negara Barat semakin takut dengan senjata strategis baru Rusia, itu murni ketakutan mereka," tandasnya.

Diketahui, Rusia berhasil menguji peluncuran ICBM Sarmat untuk pertama kalinya dari pelabuhan antariksa Plesetsk, di Wilayah Arkhangelsk di utara negara itu pada 20 April lalu. Peluncuran tersebut mengkonfirmasi semua karakteristik yang dirancang ICBM di semua tahap penerbangannya.

ICBM Sarmat dikembangkan di Makeyev State Rocket Center (bagian dari Roscosmos) dan diproduksi di perusahaan Krasmash. Dalam perkiraan para ahli, RS-28 Sarmat mampu mengirimkan hulu ledak MIRV dengan berat hingga 10 ton ke lokasi mana pun di seluruh dunia baik di Kutub Utara dan Selatan.