Bagikan:

JAKARTA - Rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat yang diproduksi secara massal untuk pertama kalinya, siap dikerahkan untuk tugas tempur dalam waktu dekat, kata Kementerian Pertahanan Rusia pada Hari Sabtu.

"Saat ini, perusahaan tersebut sedang membuat rudal yang diproduksi secara massal pertama, yang akan dikerahkan untuk tugas tempur dalam waktu dekat," kata kementerian tersebut, melansir TASS 7 Oktober.

Sementara itu, Direktur Jenderal Krasmash Alexander Gavrilov melaporkan perluasan kapasitas produksi perusahaan, melengkapinya dengan peralatan teknologi modern dan segera meresmikan gedung produksi baru untuk pemrosesan mekanis dengan luas 18.000 meter persegi untuk 300 tempat kerja, dilengkapi dengan standar paling modern, kata Kementerian.

Pada 5 Oktober lalu, Presiden Vladimir Putin mengatakan, ICBM Sarmat akan segera memasuki produksi massal sebelum memasuki penugasan tempur.

"Kami sebenarnya sudah selesai mengerjakan Sarmat, sebuah rudal super berat. Pertanyaannya adalah, kita hanya perlu menyelesaikan beberapa prosedur administratif dan birokratis, melanjutkan produksi massal, menempatkan mereka dalam tugas tempur. Kami akan melakukan ini dalam waktu dekat," terang Presiden Putin.

Ditambahkannya, Rusia juga telah menyelesaikan dan sukses melakukan uji coba senjata strategis modern baru bertenaga nuklir.

"Uji coba terakhir yang berhasil terhadap Burevestnik, sebuah rudal jelajah bertenaga nuklir dengan jangkauan global telah dilakukan," terang Putin.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada 23 Februari lalu, sistem ICBM Sarmat akan memasuki tugas di Rusia pada tahun ini.

RS-28 Sarmat adalah sistem rudal berbasis silo canggih Rusia, dipersenjatai dengan rudal balistik antarbenua orbital berbahan bakar propelan cair yang mampu membawa hulu ledak nuklir.

Rudal ini dikembangkan di Pusat Roket Negara Makeyev untuk menggantikan ICBM R-36M2 Voyevoda yang beroperasi di Pasukan Rudal Strategis Rusia sejak 1988.

Berdasarkan perkiraan para ahli, rudal yang memiliki nama panggilan tidak resmi Satan II ini mampu mengantarkan hulu ledak MIRVed seberat 10 ton ke lokasi mana pun di seluruh dunia, baik di Kutub Utara maupun Kutub Selatan.

Pakar persaingan strategis dengan Rusia dan Tiongkok di Dewan Atlantik sekaligus profesor ilmu politik di Universitas Georgetown Dr. Matthew Kroenig mengatakan, Sarmat merupakan puncak dari upaya modernisasi Rusia, sementara upaya AS untuk melakukan modernisasi baru saja dimulai. Dia mencatat Negeri Paman Sam masih mengandalkan rudal Minuteman yang terakhir ditingkatkan pada tahun 1970-an. Berbeda dengan klaim Rusia bahwa Sarmat dapat membawa 10 hulu ledak nuklir, tambahnya, Minuteman 'hanya dapat' membawa tiga hulu ledak nuklir.