Bagikan:

JAKARTA - Ahli persenjataan dan citra satelit dari lokasi peluncuran menunjukkan, rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat atau Satan II milik Rusia, kemungkinan mengalami kegagalan saat uji coba bulan ini.

Citra satelit Maxar dari tanggal 21 September menunjukkan kawah selebar sekitar 60 meter (200 kaki) di silo peluncuran Kosmodrom Plesetsk di Rusia utara dan kerusakan di sekitar area yang tidak terlihat dalam citra satelit sebelumnya.

Citra satelit tidak menunjukkan dengan jelas, apakah Sarmat yang berbahan bakar cair tersebut gagal saat peluncuran atau terjadi kecelakaan saat defuelling.

"Berdasarkan semua indikasi, itu adalah uji coba yang gagal. Itu adalah lubang besar di tanah," kata Pavel Podvig, seorang analis yang berbasis di Jenewa, Swiss yang menjalankan proyek Russian Nuclear Forces, melansir Reuters 23 September.

"Ada insiden serius dengan rudal dan silo," lanjutnya.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar dan belum membuat pengumuman tentang uji coba Sarmat yang direncanakan dalam beberapa hari terakhir.

Pekan lalu, politisi sekaligus sekutu dekat Presiden Vladimir Putin memperingatkan kemampuan Rudal Satan II, saat mengomentari langkah Uni Eropa soal pencabutan pembatasan penggunaan senjata oleh Ukraina.

rs-28 sarmat
ICBM RS-28 Sarmat atau Satan II milik Rusia. (Tangkapan layar YouTube/Enjamul Hoque)

Juru bicara majelis rendah parlemen yang juga anggota Dewan Keamanan Federasi Rusia Vyacheslav Volodin Kamis pekan lalu memperingatkan negara Barat, perang nuklir akan terjadi jika Ukraina mendapat lampu hijau menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang target jauh ke dalam wilayah Rusia.

Peringatannya itu menanggapi pemungutan suara di Parlemen Eropa yang mendesak negara-negara Uni Eropa untuk memberikan persetujuan tersebut kepada Kyiv.

Parlemen Eropa menyetujui resolusi mengenai Ukraina yang mendesak negara-negara Uni Eropa (UE) untuk segera mencabut semua pembatasan terhadap serangan Kyiv ke wilayah dalam Rusia.

Resolusi yang diadopsi pada Kamis kemarin dengan 425 suara mendukung, 131 menentang, dan 63 abstain, menyatakan bahwa tanpa mencabut pembatasan saat ini, Ukraina tidak dapat sepenuhnya menjalankan haknya untuk membela diri dan tetap rentan terhadap serangan terhadap penduduk dan infrastrukturnya.

Dalam resolusi tidak mengikat yang diadopsi pada Hari Kamis pekan lalu, Parlemen Eropa meminta negara-negara Uni Eropa untuk "segera mencabut pembatasan penggunaan sistem persenjataan Barat yang dikirim ke Ukraina terhadap target militer yang sah di wilayah Rusia."

"Jika hal seperti ini terjadi, Rusia akan memberikan respons yang keras dengan menggunakan senjata yang lebih kuat. Tidak seorang pun boleh memiliki ilusi tentang hal ini," tulis Volodin.

Ia mengatakan, bagi Moskow, tampaknya Barat telah melupakan pengorbanan besar yang dilakukan oleh Uni Soviet dalam Perang Dunia Kedua.

Orang Eropa harus memahami rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat milik Rusia, yang dikenal di Barat sebagai Satan II, hanya membutuhkan waktu 3 menit dan 20 detik untuk menyerang Strasbourg, tempat Parlemen Eropa bersidang, kata Volodin.

RS-28 Sarmat memiliki panjang 35 meter dan jangkauan hingga 18.000 km (11.000 mil). Rudal ini memiliki bobot peluncuran lebih dari 208 ton dan dapat membawa hingga 16 hulu ledak nuklir kendaraan masuk-kembali yang dapat ditargetkan secara independen, serta beberapa kendaraan luncur hipersonik Avangard, menurut media Rusia.