Putin Bilang Rudal ICBM Sarmat Bikin Negara Lain Gentar, Tapi Kata Pentagon Itu Bukan Ancaman
Presiden Vladimir Putin (Foto via Kremlin)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin bilang, keberhasilan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat bikin negara lain gentar. Tapi bagi Pentagon, ICBM Sarmat bukanlah sebuah ancaman.

Rusia untuk pertama kalinya mengumumkan uji peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat yang telah lama ditunggu untuk persenjataan nuklirnya, serta mampu membuat musuh-musuh Moskow berhenti dan berpikir menurut Presiden Vladimir Putin.

Presiden Putin Putin secara daring memperhatikan pemberitahuan militer, rudal diluncukan dari Plesetsk di barat laut negara itu dan mengenai sasaran di semenanjung Kamchatka di timur jauh.

Sarmat telah dikembangkan selama bertahun-tahun dan peluncuran uji cobanya tidak mengejutkan bagi Barat. Tapi, peluncuran kali ini datang pada saat ketegangan geopolitik ekstrem atas perang di Ukraina.

"Sistem baru ini memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan anti-rudal modern," ujar Presiden Putin dikutip dari laman resmi Kremlin.

"Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan menyediakan bahan pemikiran bagi mereka yang, dalam panasnya retorika agresif yang hiruk pikuk, mencoba mengancam negara kita," papar Presiden Putin.

Sikap Pentagon

Uji coba rudal balistik antarbenua baru yang berkemampuan nuklir itu tidak dipandang sebagai ancaman bagi AS dan sekutunya, kata Pentagon.

Moskow sendiri sudah memberi tahu Washington tentang uji coba tersebut sebagai bentuk kewajibannya berdasarkan perjanjian START Baru 2011, yang membatasi senjata nuklir kedua negara.

"Pengujian itu rutin, dan itu tidak mengejutkan," kata Juru Bicara Departemen Pertahanan John Kirby dikutip dari The Defense Post, Kamis 21 April.

Pentagon juga tidak menganggap uji coba itu sebagai ancaman bagi Amerika Serikat atau sekutunya.

"Tentu saja, departemen tetap fokus pada agresi Rusia yang melanggar hukum dan tidak beralasan terhadap Ukraina ," tambah Kirby.