Bagikan:

JAKARTA - Deputi Penindakan dan Eksekusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Karyoto mengatakan, kritikan yang disampaikan Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah pil untuk mendorong semangat.

Hal ini disampaikan Karyoto menanggapi pernyataan ICW perihal pencarian tersangka kasus suap mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan, Harun Masiku yang belum membuahkan hasil hingga saat ini.

"Kritikan dari ICW bagi kami adalah pil sehat yang mendorong semangat kami menangkap DPO yang masih menjadi utang," kata Karyoto dalam konferensi pers di Gedung Merah KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Mei.

Sementara terkait pencarian buronan, Karyoto memastikan KPK terus berkomitmen dengan segala acara. Selain Harun Masiku, ada buronan lainnya, yang dikejar seperti tersangka kasus korupsi pengadaan e-KTP, Paulus Thanos yang saat ini berada di Singapura. "Pimpinan di sini sangat komitmen dengan segala cara," tegasnya.

Pencarian buronan, sambung Karyoto, akan dikebut apalagi saat ini pandemi COVID-19 sudah mulai melandai. Meski begitu, KPK tak menjelaskan lebih lanjut bagaimana prosesnya. Begitu juga pencarian Harun Masiku yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

"Tapi yang jelas kami saat ini sudah mulai, artinya ketika dimungkinkan di tempat yang disinggahi, kami akan mencari," ungkap Karyoto.

"Mudah-mudahan ada masyarakat yang melihat ada di Indonesia lebih cepat. Kalau ada di luar Indonesia, kalau di manapun, sebenarnya kalau foto biometrik dari orang-orang WNI yang sempat menyeberang bisa dideteksi," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, peneliti ICW Kurnia Ramadhana meyakini KPK akan terus berkilah jika disinggung tentang pencarian buronan mereka, Harun Masiku. Keyakinan ini muncul karena sudah 850 hari komisi antirasuah belum bisa menemukan mantan caleg yang maju di Pemilu 2019 lalu.

"Kami meyakini hingga akhir masa jabatan Firli cs sebagai Komisioner KPK, lembaga antirasuah itu akan terus menerus berkilah dengan segala argumentasinya untuk menunda mencari Harun Masiku," katanya dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Kamis, 19 Mei.

Namun, ICW mengaku tak kaget dengan tindakan semacam ini dari KPK. Sebab, tak kunjung tertangkapnya Harun, diduga karena Ketua KPK Firli Bahuri takut dengan sosok yang diduga berkaitan dengan buronan tersebut.

Kurnia juga menyebut, segala pernyataan dari KPK terkait pencarian Harun Masiku hanya sebagai lip service semata.

"Kalaupun ada pernyataan, baik Firli maupun Plt Jubir Penindakan KPK kami duga hanya sekadar lip service semata," tegasnya.

KPK menetapkan Harun Masiku sebagai tersangka pemberi suap terhadap Komisioner KPU Wahyu Setiawan sejak Januari 2020. Penyuapan ini dilakukan agar dia mendapatkan kemudahan duduk sebagai anggota DPR RI melalui pergantian antar waktu atau PAW.

Pelarian Harun bermula saat KPK melakukan operasi tangkap tangan soal perkara ini pada 8 Januari 2020. Dalam operasi senyap itu, KPK menetapkan empat tersangka yaitu Harun Masiku, Wahyu Setiawan, eks Anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, dan Saeful Bahri.

Hanya saja, Harun yang tak terjaring OTT tak diketahui keberadaannya. Dia dikabarkan lari ke Singapura dan disebut telah kembali ke Indonesia.

Selain Harun, sebenarnya ada tiga buronan lain yang belum berhasil ditangkap. Mereka adalah Surya Darmadi yang buron sejak 2019; Izil Azhar buron sejak 2018; dan Kirana Kotama yang buron sejak 2017.