Bagikan:

JAKARTA - Serangan udara Israel menghujani Jalur Gaza sebelum fajar pada Hari Kamis, membalas roket yang diluncurkan dari wilayah Palestina dan mendarat di wilayah Israel, kata pejabat Hamas dan militer Israel.

Saksi mata mengatakan, dua kamp pelatihan yang digunakan oleh kelompok Hamas, penguasa daerah yang diblokade, diserang, namun tidak ada korban yang dilaporkan dari tindakan tersebut.

Pesawat-pesawat perang Israel menyerang sebuah pos keamanan dan bagian dari situs bawah tanah yang digunakan untuk memproduksi mesin roket, kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 21 April.

Sebelumnya, sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza menghantam Israel selatan, menyebabkan kerusakan ringan pada sebuah rumah, tetapi tidak ada korban luka, kata polisi. Tidak ada faksi yang mengaku bertanggung jawab atas serangan kedua dalam beberapa hari ini.

Meningkatnya kekerasan di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki, telah menimbulkan kekhawatiran akan kembali ke konflik yang lebih luas. Sejak Maret, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 29 warga Palestina dalam serangan di Tepi Barat. Sementara, serangkaian serangan jalanan Arab yang mematikan telah menewaskan 14 orang di Israel.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan pemboman Israel hanya akan mendorong warga Palestina untuk "melawan pendudukan dan meningkatkan dukungan mereka untuk Yerusalem dan rakyatnya".

Konfrontasi di Kota Tua Yerusalem, khususnya di kompleks masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, menimbulkan risiko bentrokan besar yang lebih luas seperti perang 11 hari Israel-Gaza tahun lalu, di mana lebih dari 250 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel tewas.

Ketegangan tahun ini telah meningkat sebagian karena Bulan suci Ramadan bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi, yang melihat peningkatan jumlah pengunjung Yahudi ke kompleks, yang dihormati oleh orang Yahudi sebagai situs dua kuil kuno.

Orang-orang Palestina melihat kunjungan semacam itu sebagai provokasi, di situs tersuci ketiga dalam Islam.

Palestina menginginkan Yerusalem Timur, termasuk tempat-tempat suci Muslim, Kristen dan Yahudi, sebagai ibu kota negara masa depan. Adapun Israel, yang mencaplok Yerusalem Timur dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional setelah merebut wilayah itu dalam perang tahun 1967, menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota abadinya.