Sejumlah Menteri Barat Ancam <i>Walk-Out</i> Jika Rusia Hadir, Kemlu: Sebagai Presidensi G20, Indonesia Tidak Bisa Memaksa
KTT G20 di Roma, Italia tahun lalu. (Wikimedia Commons/www.g20.org)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia akan berusaha agar prorgam kerja dan agenda pembahasan G20 berjalan seperti yang diharapkan, saat sejumlah menteri keuangan Barat mengancam akan melakukan walk-out dalam pertemuan tingkat menteri keuangan, jika Rusia hadir.

Sejumlah menteri negara-negara Barat bakal melakukan aksi walk-out, sebagai bentuk protes atas kehadiran Rusia dalam pertemuan para menteri keuangan G20 di Washington, Amerika Serikat Rabu ini.

Ditanya mengenai sikap yang akan diambil sejumlah menteri keuangan negara Barat, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, tugas Indonesia memastikan program kerja dan agenda pembahasan G20 berjalan.

"Sebagai Presidensi tugas Indonesia memastikan program kerja dan agenda pembahasan G20 berjalan sebagaimana yg diharapkan," ujarnya kepada VOI seperti dikonfirmasi Rabu 20 April.

"Bagaimana negara anggota akan bersikap di setiap pertemuan G20, akan berpulang pada posisi masing-masing," sambungnya.

Kendati menduduki Presidensi G20 tahun ini, Teuku Faizasyah mengatakan Indonesia tidak bisa memaksakan pilihan sikap suatu negara.

"Sebagai Presidensi Indonesia tidak bisa memaksa pilihan sikap satu negara," ungkapnya.

"Indonesia sebagai Presidensi G20 di tahun 2022 ini akan mencoba semaksimal mungkin, agar G20 tetap dapat mencapai misinya, sesuai dengan latar belakang pembentukan forum ini," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah menteri negara-negara Barat bakal melakukan aksi walk-out, sebagai bentuk protes atas kehadiran Rusia dalam pertemuan para menteri keuangan G20 di Washington, Amerika Serikat Rabu ini.

Moskow mengkonfirmasi pada Hari Selasa, Menteri Keuangan Anton Siluanov akan memimpin delegasi Rusia pada pembicaraan tersebut, meskipun ada protes berulang kali oleh diplomat Barat. Ini terkait dengan invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.

"Selama dan setelah pertemuan kami pasti akan mengirimkan pesan yang kuat dan kami tidak akan sendirian dalam melakukannya," kata sumber pemerintah Jerman, menuduh Rusia memulai konflik yang juga telah membuat harga pangan dan energi dunia melonjak, melansir Reuters 20 April.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen berencana untuk menghindari sesi G20 yang diikuti oleh pejabat Rusia, di sela-sela pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.

Namun Yellen akan menghadiri sesi pembukaan tentang perang Ukraina terlepas dari partisipasi Rusia, kata seorang pejabat Departemen Keuangan AS.

Adapun Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak juga tidak akan menghadiri sesi G20 tertentu, sebut sumber Pemerintah Inggris. Pun demikian, an, seorang pejabat Kementerian Keuangan Prancis menilai beberapa menteri dari negara-negara Kelompok Tujuh untuk meninggalkan kursi mereka, ketika rekan Rusia mereka akan berbicara.