Bagikan:

JAKARTA - Co-Sherpa G20 Indonesia Duta Besar Dian Triansyah Djani menilai aksi walk-out yang dilakukan perwakilan Amerika Serikat, Inggris dan Kanada dalam pertemuan menteri keuangan G20 di Washington, Amerika Serikat kemarin sebagai hal lazim.

Pejabat tinggi keuangan dari Amerika Serikat, Inggris dan Kanada memutuskan untuk walk-out dalam pertemuan G20 Hari Rabu, menurut Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak, saat perwakilan Rusia berbicara.

Selain itu, pejabat Ukraina yang hadir dalam pertemuan di Washington, D.C, Amerika Serikat tersebut juga keluar dari pertemuan pejabat tinggi keuangan dari 20 ekonomi terbesar dunia, menurut sumber yang mengetahui pertemuan tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus untuk Penguatan Program-program Prioritas Kementerian Luar Negeri, sekaligus Co-Sherpa G20 Dian Triansyah Djani mengatakan sebagai hal yang lazim.

"Soal WO, dalam berbagai pertemuan multilateral, itu lazim dilaksanakan, bukan dalam konteks G20 saja. Itu refelksi pandangan, sikap tertentu. Ini terjadi di pertemuan di mana saja," ujarnya dalam keterangan pers virtual Kamis 21 April.

"Ini berlaku di banyak negara, hak untuk melakukan itu, Kita mengantisipasi dan sudah memperkirakan semuanya," sambungnya.

Diplomat yang baru saja menyelesaikan kunjungan ke Benua Amerika Serikat dan Eropa ini menggaris bawahi, dukungan terhadap Presidensi Indonesia sangat besar dari berbagai negara.

"Tidak ada yang ingin melihat G20 bubar. Di majelis umum PBB, peran G20 menjadi sorotan dan diakui," tandasnya.

Dia menambahkan, sebagai Presidensi G20, Indonesia selalu berusaha untuk menjadikan presidensinya transparan, imparsial, mendengarkan pandangan/pendapat semua negara, inklusifitas, semua terlibat, mendapatkan manfaat dari presidensi Indonesia

Kemarin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizsyah mengatakan, tugas Indonesia memastikan program kerja dan agenda pembahasan G20 berjalan.

"Sebagai Presidensi tugas Indonesia memastikan program kerja dan agenda pembahasan G20 berjalan sebagaimana yg diharapkan," ujarnya kepada VOI.

"Bagaimana negara anggota akan bersikap di setiap pertemuan G20, akan berpulang pada posisi masing-masing," sambungnya.

Kendati menduduki Presidensi G20 tahun ini, Teuku Faizasyah mengatakan Indonesia tidak bisa memaksakan pilihan sikap suatu negara.

"Sebagai Presidensi Indonesia tidak bisa memaksa pilihan sikap satu negara," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan AS Janet Yellen, Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland dan Gubernur Bank of England Andrew Bailey memutuskan untuk keluar saat utusan Rusia bicara, protes terhadap invasi ke Ukraina.

"Sebelumnya perwakilan saya, bersama dengan rekan-rekan AS & Kanada meninggalkan pertemuan G20 hari ini di Washington saat delegasi Rusia berbicara," kata Sunak di Twitter, melansir Reuters 21 April.

"Kami bersatu dalam kecaman kami atas perang Rusia melawan Ukraina dan akan mendorong koordinasi internasional yang lebih kuat untuk menghukum Rusia," lanjutnya.

Wakil Menteri Keuangan Rusia Timur Maksimov menghadiri pertemuan tersebut secara langsung, sementara Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dan gubernur bank sentral Rusia bergabung secara virtual, kata sumber kedua.