Saat Video Call dengan Suami, WN India di Israel Tewas Kena Roket Hamas
Ilustrasi penangkis serangan udara. (Wikimedia Commons/Mil.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Hamas mengirim 130 roket ke arah Ibu Kota Israel, Tel Aviv, Rabu, 12 Mei. Hujan roket itu menewaskan salah seorang WN India, Soumya Santosh (32 tahun) yang bekerja di Israel sebagai pengasuh.

Dilansir dari World Is One News (WION) sebagaimana dikutip Djawanews roket Hamas menghantam daerah Ashkelon di Israel. Anggota keluarga Soumya Santhosh, menyebut, roket itu jatuh saat dia sedang berbicara dengan suaminya yang berada di Kerala melalui video call di malam hari.

"Adikku mendengar suara keras selama video call. Tiba-tiba telepon terputus. Lalu kami segera menghubungi sesama Malayale yang bekerja di sana. Jadi kami jadi tahu tentang kejadian itu," kata kakak Santhosh, Saji.

Soumya Santosh, yang berasal dari distrik Idukki Kerala, bekerja sebagai pengasuh yang merawat seorang wanita tua di sebuah rumah di kota pesisir selatan Israel, Ashkelon. Ashkelon, yang berbatasan dengan Jalur Gaza, mendapat kecaman besar-besaran dari teroris Palestina.

Soumya sudah tinggal di Israel selama tujuh tahun terakhir. Dia memiliki seorang putra berusia sembilan tahun yang dia tinggalkan bersama suaminya di Kerala. Wanita yang diasuhnya, berusia 80 tahun, dikabarkan selamat tapi dalam kondisi sangat kritis.

Permusuhan antara Israel dan Hamas meningkat dalam semalam, dengan 35 warga Palestina tewas di Gaza dan tiga di Israel dalam aksi saling balas serangan udara paling intensif selama bertahun-tahun.

Israel melakukan ratusan serangan udara di Gaza hingga dini hari Rabu, 12 Mei ketika kelompok Islamis dan kelompok militan Palestina lainnya menembakkan beberapa serangan roket ke Tel Aviv dan Bersyeba.

Satu bangunan tempat tinggal bertingkat di Gaza runtuh dan satu lagi rusak berat setelah berulang kali terkena serangan udara Israel.

Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran Hamas, termasuk pusat intelijen dan situs peluncuran roket.

Itu adalah serangan terbesar antara Israel dan Hamas sejak perang 2014 di Gaza, dan memicu kekhawatiran internasional bahwa situasinya bisa lepas kendali.