Kritik Jokowi Tak Beri Respon Konflik Israel-Palestina, Said Didu 'Dicubit' Ferdinand: Rajin Baca, Jangan Fitnah!
Ilustrasi-tentara Israel. (Wikimedia Commons/Israel Defense Forces)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu heran dengan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang tak kunjung bersuara dalam konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina.

Padahal selama ini, Indonesia merupakan negara pertama yang mengeluarkan protes bila Israel menyerang Palestina. 

"Selama puluhan tahun, jika Palestina diserang oleh Israel maka Indonesia tmsk negara pertama yg berteriak, tapi saat ini Indonesia blm bicara. Ada apa?," ucap Said Didu lewat akun twitter-nya, @msaid_didu, Rabu, 12 Mei. 

Cuitan Said Didu yang selama ini vokal memberikan kritik terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin langsung direspon Ferdinand Hutahaean. Menurutnya, cuitan Said Didu mengandung fitnah hingga menebar hoaks. 

"Ini fitnah dan hoax. Presiden @jokowi melalui akun twitter pribadinya sudah bersuara, bahkan melalui @KemensetnegRI sudah rilis suara Indonesia," balas Ferdinand di @FerdinandHaean3. 

Menurut Ferdinand, Said Didu kurang membaca respon pemerintah sehingga berani berpendapat seperti itu. Mantan politisi Partai Demokrat ini menyarankan agar Said Didu rajin membaca. 

"Jangan asal ngomkng beginilah bang, lihat2 dulu dan banyak baca," tegas Ferdinand.

Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan pernyataan keras terhadap konflik antara Israel-Palestina. Indonesia, tegas Jokowi, mengutuk berbagai aksi kekerasan, pengusiran warga Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur dan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa.

"Indonesia mengutuk tindakan tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan atas pelanggaran berulang yang dilakukan oleh Israel," kata Jokowi lewat Twitter resminya, @jokowi, Senin, 10 Mei lalu. "Indonesia akan terus berpihak pada rakyat Palestina," jelasnya lagi.

Permusuhan antara Israel dan Hamas meningkat dalam semalam, dengan 35 warga Palestina tewas di Gaza dan tiga di Israel dalam aksi saling balas serangan udara paling intensif selama bertahun-tahun.

Israel melakukan ratusan serangan udara di Gaza hingga dini hari Rabu, 12 Mei ketika kelompok Islamis dan kelompok militan Palestina lainnya menembakkan beberapa serangan roket ke Tel Aviv dan Bersyeba.

Satu bangunan tempat tinggal bertingkat di Gaza runtuh dan satu lagi rusak berat setelah berulang kali terkena serangan udara Israel.

Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran Hamas, termasuk pusat intelijen dan situs peluncuran roket.

"Itu adalah serangan terbesar antara Israel dan Hamas sejak perang 2014 di Gaza, dan memicu kekhawatiran internasional bahwa situasinya bisa lepas kendali," tulis Reuters dikutip melalui Antara