JAKARTA - Warga Palestina di Gaza menerima paket pertama vaksin COVID-19 pada Rabu, 17 Februari ini. Penerimaan vaksin dapat terealisasi setelah Israel mengeluarkan izin distribusi vaksin melintasi perbatasannya dengan Gaza, daerah yang dikendalikan oleh Hamas.
Informasi mengenai tibanya paket pertama vaksin ke Gaza disampaikan oleh pejabat pemerintah Israel dan Palestina sebagaimana dilaporakan Ruters, dikutip lewat Antara.
Gaza merupakan daerah yang dihuni 2 juta jiwa dan dilaporkan lebih dari 53.000 kasus positif COVID-19. Sebanyak 538 di antaranya meninggal dunia.
Paket vaksin, yang dikirim oleh Otoritas Palestina dari Tepi Barat, terdiri dari 2.000 dosis vaksin COVID-19 Sputnik V buatan Gamaleya Institute Rusia. Ribuan dosis itu akan cukup diberikan kepada 1.000 orang. Tiap orang nantinya akan mendapat dua dosis vaksin.
"Kami akan menggunakan dosis vaksin itu untuk pasien yang melakukan operasi transplantasi organ, juga mereka yang mengalami gagal ginjal," kata seorang pejabat Kementerian Kesehatan di Gaza, Majdi Dhair.
"Tenaga kesehatan belum masuk dalam daftar penerima vaksin karena jumlah dosis tidak cukup," kata Dhair.
BACA JUGA:
Izin yang diberikan oleh Israel untuk pengiriman paket vaksin ke Gaza dikritik oleh sejumlah politisi sayap kanan Tel Aviv.
Para politisi itu mendesak pemerintah untuk memanfaatkan pengiriman vaksin sebagai upaya membebaskan dua warga sipil Israel yang ditahan oleh kelompok bersenjata di Gaza.
Pengiriman itu, menurut para politisi Israel, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk meminta agar Hamas memulangkan dua jasad tentara Israel yang tewas dalam perang di Gaza pada 2014.
Walaupun demikian, Israel juga menerima banyak tekanan dari organisasi pembela hak asasi manusia internasional terkait program vaksinasi di daerah pendudukan. Organisasi pembela HAM itu meminta Israel memastikan warga di daerah pendudukan memiliki akses atas vaksin COVID-19.
Dalam kesempatan lain, beberapa pejabat di Palestina mengatakan paket vaksin itu harusnya dikirim pada Senin, 15 Februari. Namun rencana itu dibatalkan oleh otoritas di Israel.
Beberapa pejabat Otoritas Palestina mengatakan mereka telah melayangkan surat permintaan transfer vaksin ke otoritas pertahanan Israel. Permohonan itu diajukan setelah Otoritas Palestina menerima 10.000 vaksin Sputnik V di Tepi Barat pada 4 Februari.
Tertundanya pengiriman vaksin ke Gaza menghambat upaya vaksinasi untuk warga Palestina, yang saat ini tersebar di Gaza dan Tepi Barat. Dua wilayah yang terpisah itu dihuni oleh 5,2 juta warga Palestina.
Namun, Israel mengendalikan seluruh akses masuk dan keluar Tepi Barat serta perbatasan di pesisir dan darat di Jalur Gaza.