Bagikan:

JAKARTA – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, Menteri Perdagangan telah gagal melawan spekulan dan mafia. Sebab menurut Said Iqbal, 78 juta ton minyak sawit diproduksi untuk seluruh dunia. Bahkan, 40 juta ton diproduksi oleh Indonesia. Artinya, setengah lebih produksi minyak sawit yang di pakai bahan dasar minyak goreng kemasan berada di Indonesia.

"Tapi hari ini minyak goreng di Indonesia jauh lebih mahal dibanding di Malaysia. Harga minyak goreng di Indonesia lebih mahal dibanding di Amerika, oleh karena itu ganti Menteri Perdagangan," ujar Said Iqbal dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh elemen buruh dan petani di Kantor Kementerian Perdagangan, Jalan M. I. Ridwan Rais, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat pada Selasa 22 Maret, siang.

Pihaknya pun menuntut pemerintah segera menurunkan harga minyak goreng. Tuntutan kedua juga mendesak pemerintah memberikan ketersediaan minyak goreng curah yang sekarang ini ditiadakan dan menjadi kemasan.

"Kami minta adalah ketersediaan minyak goreng kemasan dan ketiga menurunkan harga bahan pokok. Kami minta Presiden Jokowi untuk mengganti Menteri Perdagangan yang telah gagal mengendalikan harga minyak goreng dan bahan pokok lainnya. Menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri harga sudah pada naik," katanya.

Lebih lanjut, Said Iqbal mengatakan, jika menteri perdagangan tidak diganti, dan minyak goreng kemasan masih mahal. Maka organisasi serikat tani di seluruh provinsi di Indonesia akan menggelar aksi besar - besaran untuk menurunkan harga minyak kemasan, bukan minyak curah.

"Minyak goreng curah setahun yang lalu sudah dinyatakan membahayakan rakyat, kenapa rakyat dalam tanda kutip seperti mau dibunuh dengan menjual minyak goreng curah demi menyelematkan pengusaha dan para mafia. Negara tidak boleh kalah," ujarnya.

Aksi demo itu mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Para pendemo pun menutup setengah badan jalan. Meski begitu, akses lalu lintas kendaraan yang mengarah ke Tugu Tani dari Masjid Istiqlal terpantau alami kepadatan.