Bagikan:

JAKARTA - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo masih protes soal nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ditunjuk sebagai salah satu kandidat kepala otorita di Ibu Kota Negara (IKN) baru.

Protes Roy Suryo ditulis lewat akun Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2 seperti dilihat pada Kamis, 27 Januari malam.

Dalam cuitannya, mantan politisi Demokrat tersebut turut menyertakan kumpulan pemberitaan dari media daring mengenai Ahok. Salah satu artikel bicara mengenai dukungan penuh PDI Perjuangan kepada Ahok.

"TERWELU ... (baca: Terlalu). Ini kata yg paling pantas diucap utk Partai Terbesar yg memiliki Jutaan Kader Putra terbaik potensialnya itu," cuit Roy Suryo.

Menurutnya,masih banyak kandidat atau putra putri terbaik di Indonesia yang pantas menduduki jabatan tersebut ketimbang Ahok. Lagipula, Ahok pernah tersandung kasus penistaan agama.

"Kok ya masih saja hanya bisa mencalonkan si Mantan Napi, Penista Agama pula ...Masa lagi2 hanya bisa nge-aHoaX diantara 274 Jt Rakyat? AMBYAR," protes Roy Suryo.Protes mengenai Ahok bukan kali pertama disampaikan Roy Suro. Beberapa kali Roy pernah menulis cuitan yang isinya serupa. Misalnya pada 18 Januari lalu saat polemik nama Nusantara yang dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk nama IKN.

Roy pernah menulis, "Masyarakat banyak yang (dibuat) terbuai kata Nusantara sebagai nama calon IKN,Kalau saya lebih fokus pada siapa yang akan ditunjuk Kepala Pemerintahannya." 

"Kemarin santer disebut-sebut lagi si mantan napi? Tidak adakah orang lain dari 274 juta rakyat? Akankah Kominfo meralat (lagi)?" sindir Roy. 

Dukungan Ahok duduk sebagai Kepala Otorita IKN datang dari PDIP. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto menilai Ahok cocok di posisi ini karena memiliki sejumlah kriteria. Saat memimpin DKI Jakarta baik sebagai gubernur maupun wakil, Hasto menilai Ahok berhasil. 

"Siapa yang akan diputuskan itu kami serahkan kepada Presiden Jokowi, hanya saja PDIP punya nama nama calon yang memenuhi syarat untuk itu, termasuk Pak Basuki Tjahaja Purnama," terang Hasto.