Kemenangan Risma dan Janji Whisnu Sakti yang Tak Dibuang Mega
Eri Cahyadi-Armuji bersama Risma (Antara Foto/Istimewa

Bagikan:

SURABAYA - Sempat maju mundur, PDI Perjuangan akhirnya mengumumkan jago di Pilkada Surabaya, Jawa Timur. Eri Cahyadi-Armuji diusung sebagai bakal calon wali kota-wakil wali kota Surabaya yang akan berhadapan dengan calon koalisi gemuk, Machfud Arifin.

Pengumuman Pilkada Surabaya boleh dibilang paling ditunggu. Setelah Tri Rismaharini (Risma) menjabat wali kota Surabaya dua periode, sosok calon penggantinya dinanti. Pilkada Surabaya memang punya ‘magnet’ yang sama seperti Pilkada Solo dengan calon yang diusung PDIP Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution di Pilkada Medan. 

“Saya hanya bilang konsolidasikan partai, makanya saya tadi bilang awas Surabaya, siapa yang bermain melawan saya. Ingat Surabaya,” perintah Megawati saat berbicara usai pengumuman nama-nama calon kepala daerah dalam gelombang kelima, Rabu, 2 September.

Pesan Mega ini sangat spesifik meski bukan cuma Surabaya yang diumumkan calon kepala daerahnya. Mega dalam sambungan telekonferensi bahkan sampai meminta dihubungkan akses layar ke DPD PDIP Jatim.

“Setelah saya putuskan kalian harus satu kata. Kalau saya lihat nanti. ada yang nyelawang-nyeleweng, saya sudah perintahkan, itu hak saya, prerogatif saya, siapa tidak mau menurut kepada ketum partai sebagai simbol partai, saya jatuhkan sanksi. Jadi saya minta semua menangkan apa yang telah saya katakan karena bukan gampang memilih orang, banyak yang kepengin,” tutur Mega.

Secara khusus, Megawati juga menyapa Whisnu Sakti Buana, wakil wali kota Surabaya. Whisnu sempat digadang-gadang menjadi bakal calon wali kota, namun Mega memutuskan lain.

Dalam sambungan telekonferensi, Mega mengucapkan terima kasih kepada Whisnu yang ikut berada di DPD PDIP Jatim. Mega menegaskan tak pernah membuang Whisnu Sakti meski memutuskan Eri Cahyadi sebagai bakal calon wali kota Surabaya. 

“Aku terima kasih banget loh sama Whisnu,” kata Mega.

“Siap Bu,” sahut Whisnu dengan posisi badan berdiri tegap. 

Megawati menegaskan tetap bangga dengan Whisnu yang sudah membantu Risma di Kota Surabaya. Mega tak akan melupakan Whisnu.

“Aku tahu pasti kono yo kelingan karo Pak Cip. Makanya kenapa saya sengaja suruh datangkan Bambang Pacul dan Pak Djarot. Ada Mbak Puti. Jangan ada yang bilang, oh, Ibu Mega itu buang Whisnu, tidak. Nah ini saya berhadapan sama kamu, tidak akan saya buang. Taat sebagai kader PDIP, terima kasih atas selama ini membantu Mbak Risma,” tutur Megawati.

Usai pengumuman calon wali kota Surabaya, Whisnu menegaskan janji siap memenangkan duet Eri-Armuji meski bukan dirinya yang dicalonkan.

"Kita akan tegak lurus sesuai dengan keputusan DPP. Kita harus memenangkan Surabaya untuk PDIP," kata Whisnu kepada wartawan di Surabaya.

Whisnu akan mengumpulkan loyalisnya juga relawan. Whisnu berjanji memberikan pengertian agar solid dengan keputusan sang ketum. 

"Nanti akan kita kumpulkan lagi. Insyaallah kalau kader PDIP akan tetap tegak lurus kepada keputusan Ketum (Megawati)," tegas Whisnu.

Kemenangan Risma

Diusungnya Eri-Armuji dianggap sebagai kemenangan Risma yang dekat dengan Megawati. Megawati belakangan beberapa kali menyebut nama Risma sebagai kepala daerah yang sukses memajukan Surabaya. 

Pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdusalam menilai Risma menjadi kunci keluarnya rekom PDIP untuk pasangan Eri Cahyadi dan Armuji.

"Kuat sekali pengaruh Bu Risma untuk pasangan calon PDIP pada Pilkada Surabaya kali ini. Itu menunjukkan kuatnya pengaruh Bu Risma kepada Bu Megawati," kata Surokim di Surabaya dikutip Antara.

Menurut dia, Wali Kota Risma menunjukkan pengaruh kuatnya dan pertimbangan keberlanjutan yang didengar oleh Megawati.

"Saya pikir pengalaman 10 tahun membuat kuatnya faksi Bu Risma kali ini. Kesimpulannya Mega di Surabaya itu Risma," kata Dekan FISIP Universitas Trunojoyo ini.

Keluarnya rekomendasi Eri-Armuji, dalam pandangan Surokim, menunjukkan relasi kuasa Risma kepada Megawati adalah relasi kuasa khusus.

Selain itu, terpilihnya Eri-Armuji menunjukkan bahwa PDIP tetap dengan skema nonkader untuk mengakomodasi Wali Kota Risma dan kader untuk mengakomodasi kader PDIP.

"Terpilihnya Armuji dalam rangka untuk menguatkan mental dan kader PDIP Surabaya," ujarnya.

Namun Surokim menyarankan agar Megawati memberi penugasan khusus kepada Whisnu Sakti. Ini perlu dilakukan untuk meredam gejolak pendukung Whisnu sekaligus memastikan soliditas dukungan kader PDIP Surabaya di Pilkada.