Whisnu Diyakini Taat Rekomendasi Partai, Tidak Seperti Akhyar Nasution
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam konferensi pers secara daring (Foto: DPP PDIP)

Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yakin Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana tidak sakit hati atas keputusan partai yang mengusung Eri Cahyadi-Armuji di Pilkada Surabaya. Sebagai kader PDIP, Hasto yakin Whisnu menghormati keputusan partai.

Hal itu, kata Hasto, dibuktikan Whisnu yang menyatakan kesiapannya untuk menjalankan instruksi dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yakni membantu memenangkan pasangan Eri Cahyadi-Armuji.

"Mas Whisnu kan tadi beliau langsung menyatakan kesiapannya untuk menjalankan instruksi dari Bu Ketua Umum (PDIP Megawati Soekarnoputri)," kata Hasto dalam konferensi pers secara daring, Rabu, 2 September.

Dia menegaskan, tidak terpilihnya Whisnu sebagai calon penerus Tri Rismaharini tak akan membuat faksi di tubuh internal PDIP Kota Surabaya. Sebab, dia meyakini, kader partai berlambang banteng tak pernah dididik untuk membuat kelompok kecil. 

"Kami dididik untuk berpartai itu tidak membuat kelompok. Kami dididik berpartai itu untuk meluluhkan kepentingan pribadi dan tunduk pada kepentingan kolektif kepartaian itu," ungkapnya.

Lebih lanjut Hasto mengaku tak khawatir jika tidak terpilihnya Whisnu akan menyebabkan kejadian serupa seperti di Pilwalkot Medan.

Diketahui, setelah PDIP disebut-sebut memberikan dukungan terhadap Bobby Nasution yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Akhyar Nasution yang merupakan Plt Wali Kota Medan juga kader PDIP ingin maju kembali memutuskan pindah partai.

Akhyar memutuskan untuk masuk ke Partai Demokrat. Belakangan, PDIP pun memecat dirinya dan kerap menyinggung dirinya memiliki ambisi politik di Kota Medan.

Kembali ke Whisnu, kata Hasto, sebagai kader dia tak akan meniru Akhyar. "Jadi ini berbeda dengan Medan karena di situ ada ambisi orang per orang. Ambisi mencoba melakukan segala cara termasuk pindah partai politik," ujarnya.

Tim redaksi voi sudah melakukan riset soal Akhyar Nasution. Tahun 1994, Akhyar Nasution sudah menjadi kader PDI Perjuangan saat masih bernama PDI. Untuk selengkapnya, silakan klik di sini.

"Artinya yang bersangkutan gagal di dalam uji loyalitas partai," tegas Hasto.

Diketahui, Whisnu digadang-gadang sejumlah pihak untuk maju di Pilwalkot Surabaya menjadi calon wali kota. Namun, PDIP lebih memilih memberikan rekomendasi terhadap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi yang dipasangkan dengan kader internalnya Armuji dalam kontestasi tersebut.

"Rekomendasi Kota Surabaya diberikan kepada Eri Cahyadi dengan Armuji sebagai calon wali kota dan wakil wali kota periode 2020-2025. Merdeka," kata Ketua DPP PDIP Puan Maharani membacakan rekomendasi secara daring, Rabu, 2 September.

Puan meminta agar DPD PDIP Jawa Timur dan DPC Kota Surabaya untuk segera melakukan konsolidasi. Tujuannya, agar partai berlambang banteng moncong putih itu bisa kembali memenangkan Pilkada Surabaya.

"Seluruh jajaran DPD PDIP Jawa Timur dan DPC Kota Surabaya bisa mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan seluruh jajaran partai untuk bisa kembali memenangkan Kota Surabaya," tegasnya.