Koalisi Pimpinan Arab Saudi Lancarkan Serangan Udara Terhadap Kelompok Houthi, Belasan Orang Tewas di Yaman
Ilustrasi dampak serangan udara di Sanaa, Yaman. (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Serangan udara menewaskan sekitar 14 orang di sebuah gedung di ibu kota Yaman, Sanaa, kata penduduk pada Selasa, selama serangan di seluruh kota yang diluncurkan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi kelompok Houthi.

Serangan aliansi di Sanaa yang dikuasai Houthi, merupakan balasan terhadap serangan yang diklaim oleh Houthi yang bersekutu dengan Iran pada Hari Senin, terhadap mitra koalisi Uni Emirat Arab, di mana tiga orang tewas dalam serangan di Abu Dhabi.

Mengutip Reuters 18 Januari, kelompok kooalisi juga mengatakan telah berhasil mencegat delapan drone yang diluncurkan ke Arab Saudi pada Hari Senin.

Pada Selasa pagi, koalisi mengatakan telah memulai serangan udara terhadap benteng dan kamp di Sanaa milik kelompok Houthi, kata media pemerintah Saudi.

Serangan itu tampaknya menjadi yang paling mematikan sejak 2019 di Sanaa.

Serangan yang menewaskan sekitar 14 orang itu, menurut perkiraan awal, terjadi di rumah seorang mantan pejabat militer.

Itu membunuh dia, istrinya, putranya yang berusia 25 tahun, anggota keluarga lainnya dan beberapa orang tak dikenal, sumber medis dan penduduk mengatakan kepada Reuters.

Serangan koalisi di sekitar kota telah menewaskan total sekitar 20 orang, menurut wakil menteri luar negeri untuk pemerintahan Houthi, yang menguasai sebagian besar Yaman utara, di Twitter.

Sementara, TV Al Masirah yang dikelola Houthi mengatakan serangan telah merusak rumah, menewaskan sedikitnya selusin orang dan melukai sekitar selusin.

Untuk diketahui, UEA telah mempersenjatai dan melatih pasukan Yaman yang baru-baru ini bergabung dalam pertempuran melawan Houthi di daerah penghasil energi Yaman, Shabwa dan Marib.

Serangan yang diklaim Houthi pada Hari Senin di dua lokasi di UEA memicu ledakan di truk bahan bakar, menewaskan tiga orang dan memicu kebakaran di dekat bandara Abu Dhabi.

Sebagai tanggapan atas serangan tersebut, UEA mengatakan berhak untuk menanggapi "serangan teroris dan eskalasi kriminal".