Sasar Pangkalan Militer AS di UEA, Rudal Balistik Zulfiqar Milik Houthi Dijatuhkan Rudal Patriot
Ilustrasi rudal patriot. (Wikimedia Commons/DoD/Glenn Fawcett)

Bagikan:

JAKARTA - Gerakan Houthi Yaman, yang bersekutu dengan Iran, meluncurkan serangan rudal ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Hari Senin yang menargetkan pangkalan yang menampung militer Amerika Serikat (AS) tetapi digagalkan oleh pencegat Patriot, kata pejabat AS dan Emirat.

Serangan yang membuat pasukan AS berlindung di bunker tersebut, adalah yang kedua dalam seminggu di UEA, pusat pariwisata dan komersial di kawasan Teluk. Pada 17 Januari, Houthi menyerang depot bahan bakar di Abu Dhabi, menewaskan tiga orang.

Houthi, yang memerangi koalisi militer pimpinan Saudi yang mencakup UEA, mengatakan mereka bertujuan untuk menghukum negara Teluk itu karena mendukung milisi yang menghalangi upaya mereka untuk merebut daerah penghasil minyak di Yaman.

Seorang juru bicara militer Houthi mengatakan, kelompok itu telah menembakkan rudal balistik Zulfiqar ke pangkalan udara Al-Dhafra, yang digunakan oleh pasukan AS dan target sensitif lainnya. Dia mengatakan pihaknya juga telah meluncurkan drone ke Dubai.

"Kami menyarankan perusahaan asing dan investor di UEA untuk pergi karena menjadi tidak aman," ujarnya, seraya menambahkan kelompok itu siap "menghadapi eskalasi dengan eskalasi," melansir Reuters 25 Januari.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri UEA, bagian dari Dewan Kerjasama Teluk (GCC) enam negara, menyebut serangan itu sebagai 'eskalasi kriminal' dan mengatakan pihaknya berhak untuk menanggapi.

Militer AS mengatakan telah menembakkan beberapa pencegat rudal Patriot ke dua rudal yang masuk, dan mengakui upaya simultan oleh militer UEA.

"Upaya gabungan berhasil mencegah kedua rudal itu menabrak pangkalan," ungkap juru bicara Komando Pusat AS yang mewakili pasukan AS di Timur Tengah.

rudal patriot
Ilustrasi rudal patriot. (Sumber: Wikimedia Commons)

Terpisah, Duta Besar UEA di Washington Yousef al Otaiba mentweet, kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat telah membantu untuk menangkis serangan itu. Sementara Departemen Luar Negeri AS menegaskan kembali komitmen Washington untuk memperkuat pertahanan mitra Saudi dan Emirat.

Menanggapi hal ini, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, serangan Houthi di UEA dan Arab Saudi, bersama dengan serangan udara koalisi yang dipimpin Saudi di Yaman, mewakili "eskalasi yang mengganggu" dalam kekerasan. Dia pun menyerukan lagi untuk gencatan senjata.

Price menolak untuk mengatakan apakah pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan menyetujui permintaan UEA, untuk mengembalikan Houthi ke daftar kelompok teroris asing AS, menerapkan kembali sanksi keuangan kepada mereka. Presiden Biden diketahui pekan lalu mengatakan, permintaan itu sedang dipertimbangkan.

Tetapi Price mencatat, kelompok itu dikeluarkan dari daftar Februari lalu karena kekhawatiran sanksi dapat mengakibatkan pemotongan bantuan kemanusiaan dan impor komersial makanan dan kebutuhan lainnya, ke daerah-daerah yang dikuasai Houthi.

"Kami sedang melihat tanggapan yang tepat," ujar Price.

Houthi telah berulang kali melakukan serangan rudal dan pesawat tak berawak lintas batas ke Arab Saudi. Tetapi dengan menargetkan UEA, mereka telah meningkatkan risiko konflik yang sebagian besar dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.

Sementara itu, serangan udara di Yaman, yang menurut koalisi pimpinan Arab Saudi ditujukan untuk melumpuhkan kemampuan Houthi, menewaskan sedikitnya 60 orang di Provinsi Saada pada Hari Jumat, dan sekitar 20 orang di ibu kota yang dikuasai Houthi, Sanaa, pada hari Selasa.

Kedutaan Besar AS mengeluarkan peringatan keamanan yang langka untuk UEA, mendesak warganya untuk "mempertahankan tingkat kesadaran keamanan yang tinggi."

"Ini benar-benar eskalasi dan mengubah dinamika regional," kata Karen Young, direktur Program Ekonomi dan Energi Institut Timur Tengah.

"Keamanan GCC sekarang memiliki perhitungan risiko yang mendekati apa yang kita ketahui di bagian lain di Timur Tengah," tukasnya, mengutip potensi risiko terhadap jaringan pipa energi dan fasilitas produksi serta penerbangan sipil.

UEA menerbitkan video yang dikatakannya sebagai pesawat tempur F-16 yang menghancurkan peluncur rudal Houthi di Yaman.

Diketahui, Houthi pada Hari Senin mengatakan mereka juga menyerang Arab Saudi, yang melaporkan kerusakan material dari sisa-sisa rudal yang dicegat di kawasan industri selatan. Sebelumnya pada Minggu malam, sebuah rudal jatuh di wilayah selatan lainnya, melukai dua orang asing.