JAKARTA - Menteri Pertahanan Filipina misi pasokan untuk militer yang ditempatkan di atol di kawasan Laut China Selatan, akan dilanjutkan minggu ini setelah sempat dibatalkan pekan lalu karena diblokir oleh penjaga pantai China.
Menteri Lorenzana mengatakan, dia telah menginstruksikan militer untuk mengirim kembali kapal-kapal pasokannya ke Second Thomas Shoal yang diduduki Filipina, menyebut China tidak akan mengintervensi kali ini.
Kamis pekan lalu, Filipina mengutuk "dalam istilah yang paling keras" tindakan tiga kapal penjaga pantai China yang dikatakan memblokir dan menggunakan meriam air pada kapal-kapal pemasok yang menuju ke Second Thomas Shoal, yang secara lokal dikenal sebagai Ayungin Shoal.
Sementara, Amerika Serikat menyebut tindakan China itu "berbahaya, provokatif, dan tidak dapat dibenarkan," memperingatkan serangan bersenjata terhadap kapal Filipina akan memicu komitmen pertahanan bersama AS.
"China tidak akan mengganggu berdasarkan percakapan saya dengan Duta Besar China (Huang Xilian)," jelas Menteri Lorenzana, dikutip dari Reuters 23 November,
Lorenzana mengatakan, dia dan Duta Besar Huang telah berbicara "sejak malam tanggal 16 ketika insiden itu terjadi hingga kemarin, 20 November". Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Tidak akan ada pengawalan angkatan laut atau penjaga pantai untuk kapal logistik Filipina ketika mereka berlayar kembali ke Second Thomas Shoal, sebut Menteri Lorenzana.
"Mereka (China) tidak punya hak untuk menghalangi, mencegah, atau mengganggu kapal kami di ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) kami, apakah kami sedang menangkap ikan atau membawa pasokan ke detasemen kami di Sierra Madre (kapal angkatan laut) di Ayungin Shoal," urainya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Kepala Komando Barat militer Filipina Laksamana Madya Ramil Roberto Enriquez mengatakan, jumlah kapal penjaga pantai China di Second Thomas Shoal, Laut China Selatan telah berkurang menjadi dua pada Sabtu malam dari tiga pada Selasa.
Dia mengatakan kapal-kapal milisi maritim China juga telah meninggalkan kawasan tersebut. Adapun China membantah mengoperasikan milisi.
Untuk diketahui, ada 19 kapal di dekat Second Thomas Shoal baru-baru ini dan 45 di dekat Pulau Thitu, daerah lain yang diduduki Filipina, menurut Penasihat Keamanan Nasional Hermogenes Esperon.