JAKARTA - Sembilan orang tewas dan sebelas lainnya hilang pada Selasa karena banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat akibat badai tropis Kompasu yang menghantam Filipina, sebut badan bencana nasional Selasa.
Kompasu, dengan kecepatan angin maksimum 100 kilometer (62 mil) per jam, telah menyerap sisa-sisa tenaga topan sebelumnya, kemudian mendarat di Filipina pada Senin malam. Hampir 1.600 orang harus dievakuasi.
Badan bencana mengatakan sedang memverifikasi informasi dari unit regionalnya yang melaporkan empat orang tewas dalam tanah longsor di Provinsi Benguet utara dan lima tewas dalam banjir bandang di Palawan, provinsi pulau di barat daya negara itu.
Sementara, pihak berwenang mengatakan sedang melakukan operasi pencarian dan penyelamatan untuk 11 orang yang hilang sebagian besar setelah tanah longsor.
"Presiden Rodrigo Duterte sedang memantau respon bencana pemerintah," ujar juru bicaranya Harry Roque mengatakan pada Hari Selasa, mengutip Reuters 12 Oktober.
Personel penyelamat berada di tempat kejadian, sementara pemulihan listrik dan air serta pembersihan jalan sedang berlangsung, tambahnya.
BACA JUGA:
Kompasu, badai tropis ke-13 yang memasuki Filipina, diperkirakan akan meninggalkan wilayahnya pada Selasa, kata badan cuaca negara itu.
Untuk diketahui, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 7.600 pulau, Filipina dilanda sekitar 20 badai atau topan setiap tahun, membawa hujan lebat yang memicu tanah longsor yang mematikan.