Situs Perapian di Gurun Utah Ungkap Penggunaan Tembakau oleh Manusia 12.300 Tahun Lalu
JAKARTA - Sejumlah ilmuwan berhasil menemukan bukti tonggak sejarah penggunaan tembakau paling awal diketahui dalam budaya manusia, di sisa-sisa perapian yang dibangun oleh penghuni awal pedalaman Amerika Utara sekitar 12.300 tahun yang lalu di Gurun Great Salt Lake, Utah.
Para peneliti menemukan empat biji hangus dari tanaman tembakau liar di dalam perapian, bersama dengan peralatan batu dan tulang bebek yang tersisa dari makanan. Sampai sekarang, penggunaan tembakau yang paling awal didokumentasikan datang dalam bentuk residu nikotin yang ditemukan di dalam pipa rokok dari Alabama yang berasal dari 3.300 tahun yang lalu.
Para peneliti percaya, pemburu-pengumpul nomaden di situs Utah mungkin telah merokok tembakau atau mungkin mengisap gumpalan serat tanaman tembakau untuk kualitas stimulan yang ditawarkan oleh nikotin yang dikandungnya.
Setelah penggunaan tembakau berasal di antara penduduk asli Dunia Baru, itu menyebar ke seluruh dunia setelah kedatangan orang Eropa lebih dari lima abad yang lalu. Tembakau sekarang mewakili krisis kesehatan masyarakat di seluruh dunia, dengan 1,3 miliar pengguna tembakau dan lebih dari 8 juta kematian terkait tembakau tahunan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
"Dalam skala global, tembakau adalah rajanya tanaman yang memabukkan, dan sekarang kita dapat langsung melacak akar budayanya ke Zaman Es," kata arkeolog Daron Duke dari Far Western Anthropological Research Group di Nevada, penulis utama penelitian yang dipublikasikan di Senin di jurnal 'Nature Human Behavior', mengutip Reuters 12 Oktober.
Benih tersebut berasal dari varietas liar tembakau gurun, bernama Nicotiana attenuata, yang masih tumbuh di daerah tersebut.
"Spesies ini tidak pernah didomestikasi tetapi digunakan oleh penduduk asli di wilayah tersebut hingga hari ini," ungkap Duke.
Gurun Great Salt Lake saat ini adalah dasar danau kering yang besar di Utah utara. Situs perapian pada saat itu adalah bagian dari rawa-rawa yang luas, dengan iklim yang lebih dingin selama senja Zaman Es yang disebut situs Wishbone.
Sisa-sisa perapian ditemukan mengikis dari dataran lumpur tandus di mana angin telah mengelupas lapisan sedimen sejak rawa mengering sekitar 9.500 tahun yang lalu.
"Kami hanya tahu sedikit tentang budaya mereka," tutur Duke jujur tentang para pemburu-pengumpul.
"Hal yang paling menggelitik saya tentang penemuan ini adalah jendela sosial yang diberikannya pada aktivitas sederhana di masa lalu yang tidak terdokumentasi. Imajinasi saya menjadi liar," lanjutnya.
Artefak di sana termasuk alat pemotong batu tajam kecil dan ujung tombak yang terbuat dari kaca vulkanik yang disebut obsidian, digunakan untuk berburu mamalia besar. Salah satu ujung tombak mengandung sisa-sisa protein darah dari mamut atau mastodon, kerabat gajah yang kemudian punah.
"Kami menduga bahwa tembakau pasti telah menjadi basis pengetahuan ekologis dari mereka yang menetap di pedalaman benua Amerika Utara, sekitar 13.000 lebih tahun yang lalu," yakin Duke.
Domestikasi tembakau terjadi ribuan tahun kemudian di tempat lain di benua itu, di Amerika Serikat Barat Daya dan Tenggara serta di Meksiko, Duke menambahkan.
"Kami tidak tahu kapan tepatnya tembakau didomestikasi, tetapi ada pertumbuhan besar pertanian di Amerika dalam 5.000 tahun terakhir. Bukti penggunaan tembakau, baik langsung, biji, residu dan tidak langsung seperti pipa, meningkat selama masa ini di samping domestikasi tanaman pangan," tandas Duke.
Baca juga:
- Akui Pentingnya Pengembangan Senjata untuk Antisipasi AS dan Korea Selatan, Kim Jong-un: Kami Tidak Membahas Perang
- Didakwa Rezim Militer Myanmar, Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint Bantah Langgar Pembatasan COVID-19
- Polisi Berlin Gelar Penyelidikan Kasus Sindrom Havana di Kedutaan Besar Amerika Serikat
- Pesawat Cessna Jatuh di California: Sedikitnya Dua Orang Tewas, Jaringan Listrik Dipadamkan
Beberapa ahli berpendapat, tembakau mungkin merupakan tanaman pertama yang didomestikasi di Amerika Utara, dan untuk tujuan sosial budaya daripada makanan.
"Tidak ada keraguan bahwa orang setidaknya sudah dengan santai merawat, memanipulasi dan mengelola tembakau jauh sebelum populasi dan insentif kebutuhan pangan yang mendorong investasi di bidang pertanian," pungkas Duke.