Ilmuwan Sebut Dinosaurus 'Naga Terbang' Juga Menjelajahi Langit Belahan Bumi Selatan
JAKARTA - Para ilmuwan di Gurun Atacama Chili berhasil menemukan sisa-sisa fosil dari 'naga terbang', dinosaurus era Jurassic yang sebelumnya hanya diketahui berada di belahan bumi utara.
Reptil terbang dinosaurus dikaitkan dengan sekelompok pterosaurus awal yang menjelajahi bumi 160 juta tahun yang lalu. Ia memiliki ekor runcing panjang, bersayap dan ramping dengan gigi menunjuk ke luar.
Sisa-sisa fosil dinosaurus itu ditemukan oleh Osvaldo Rojas, direktur Museum Sejarah Alam dan Budaya Gurun Atacama, dan kemudian diselidiki lebih lanjut oleh para ilmuwan di Universitas Chili.
Rincian penemuan, yang pertama menghubungkan makhluk tersebut ke belahan bumi selatan, diterbitkan dalam jurnal 'Acta Palaeontologica Polonica'.
"Ini menunjukkan distribusi hewan dalam kelompok ini lebih luas daripada yang diketahui sampai sekarang," kata Jhonatan Alarcon, ilmuwan Universitas Chili yang memimpin penyelidikan, mengutip Reuters 11 September.
Penemuan fosil ini menunjukkan hubungan yang erat dan kemungkinan migrasi antara belahan utara dan selatan, pada saat sebagian besar daratan selatan dunia diyakini terhubung di superbenua yang disebut Gondwana.
"Ada pterosaurus dari kelompok ini juga di Kuba, yang tampaknya adalah hewan pantai. Jadi kemungkinan besar mereka telah bermigrasi antara Utara dan Selatan atau mungkin mereka datang sekali dan tinggal, kami tidak tahu," papar Alarcon.
Gurun Atacama yang luas di Chili, yang dulu sebagian besar terendam di bawah Samudra Pasifik, sekarang menampilkan pemandangan seperti gurun di bulan, dengan pasir dan batu.
Baca juga:
- Samakan dengan Bahaya Opium Era Dinasti Qing, China Batasi Anak di Bawah 18 Tahun Main Game Online
- Belasan Anjing Penyelamat Ditembak Mati karena Pembatasan COVID-19, Pejabat Australia Gelar Penyelidikan
- China Buka Jalur Kereta ke Samudra Hindia, Bisa Kirim Kargo dari Singapura Melalui Myanmar
- 'Selingkuh' dengan Simpanse, Wanita Ini Dilarang Berkunjung oleh Kebun Binatang di Belgia
Wilayah itu, yang sebagiannya tidak pernah melihat hujan selama beberapa dekade, adalah titik panas untuk penemuan fosil, dengan banyak yang belum tersentuh di daerah terpencil tidak jauh di bawah permukaan gurun.