Bagikan:

JAKARTA - Sebuah spesies baru dinosaurus ditemukan beberapa dekade setelah tulang-tulangnya digali, menurut sebuah studi baru.

Para ilmuwan telah menamai reptil purba Brightstoneus simmondsi, diyakini berasal dari periode Kapur Bawah, sekitar 125 juta tahun yang lalu. Genus Brightstoneous dinamai Brightstone, sebuah kota Inggris yang dekat dengan lokasi penggalian. Simmondsi merujuk pada kolektor amatir Keith Simmonds, yang menemukan spesimen.

Simmonds awalnya menemukan tulang-tulang itu pada tahun 1978 di Isle of Wight, sebuah pulau di lepas pantai selatan Inggris. Spesimen disimpan di Museum Pulau Dinosaurus di Sandown di Isle of Wight, sampai mereka diteliti lebih dari 40 tahun kemudian untuk studi yang berbeda.

"Sangat umum, jika tidak lebih umum, akhir-akhir ini menemukan dinosaurus baru di ruang bawah tanah museum daripada di lapangan," ujar penulis studi Jeremy Lockwood, mahasiswa doktoral di Museum Sejarah Alam London dan Universitas Portsmouth di Inggris, mengutip CNN 11 November.

Pada saat itu, Lockwood sedang melakukan penelitian tentang keanekaragaman dinosaurus iguanodontian pemakan tumbuhan besar, termasuk Iguanodon dan Mantellisaurus atherfieldensis, spesimen fosil dinosaurus paling umum yang ditemukan sejauh ini di pulau itu.

Setelah memeriksa tulang dengan cermat, Lockwood menyadari dia memiliki spesies dinosaurus baru di tangannya. Baik Iguanodon dan Mantellisaurus memiliki hidung yang lurus dan rata,

Sedangkan Brightstoneus memiliki hidung yang bulat, katanya. Brightstoneus juga memiliki lebih banyak gigi, yang dirancang untuk mengunyah, tambah Lockwood.

Pada periode Kapur Bawah, rumput dan tanaman berbunga tidak tersedia secara luas, sehingga dinosaurus kemungkinan harus memakan tanaman keras seperti jarum pinus dan pakis, terangnya.

Para ilmuwan memperkirakan dinosaurus itu memiliki panjang sekitar 26 kaki (8 meter) dan beratnya sekitar 2.200 pon (1.000 kilogram).

Sebelum penemuan ini, para ilmuwan menetapkan semua tulang halus yang ditemukan di pulau itu sebagai Mantellisaurus, sementara tulang yang lebih besar dikategorikan sebagai Iguanodon.

"Brightstoneus menunjukkan ada keragaman yang lebih besar pada iguanodontia Kapur Bawah daripada yang kita sadari," terang Lockwood.

Spesimen Brightstoneus juga 4 juta tahun lebih tua dari tulang Mantellisaurus, jadi orang bisa berargumen mereka tidak mungkin spesies yang sama karena panjangnya waktu antara keduanya, paparnya.

Beberapa fitur tulang, seperti garis rahang, unik untuk Brightstoneus, ungkap Matthew McCurry, kurator paleontologi di Museum Australia Sydney dan dosen senior di University of New South Wales, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Rahang yang lebih panjang mampu menampung 28 gigi, sedikit lebih banyak dari spesies lain yang berkerabat dekat, sebut McCurry.

Lockwood tertarik untuk meneliti apakah keanekaragaman dinosaurus berfluktuasi dari waktu ke waktu atau jika tetap sama selama 1 juta tahun. Tulang dinosaurus juga dapat mengungkapkan seperti apa Bumi jutaan tahun yang lalu, kata McCurry.

"Mendeskripsikan spesies dinosaurus baru adalah langkah pertama dalam menyatukan seperti apa ekosistem masa lalu ini dan dalam mempelajari bagaimana mereka berubah dari waktu ke waktu," tandasnya.

Untuk diketahui, studi penamaan Brightstoneus simmondsi diterbitkan Rabu lalu di 'Journal of Systematic Palaeontology'.