Bagikan:

JAKARTA - Sebuah tim peneliti di Argentina menemukan sisa-sisa fosil spesies Pterosaurus terbesar yang pernah dieksplorasi di Amerika Selatan. Ahli paleontologi menjulukinya sebagai Naga Maut.

Sesuai penelitian yang dirilis secara online pada April lalu, ahli paleontologi menemukan total 40 tulang dan fragmen. Reptil terbang besar yang hidup berdampingan dengan dinosaurus itu terbang melintasi langit sekitar 86 juta tahun yang lalu hingga periode Cretaceous.

Menurut perkiraan, panjang tubuhnya sekitar 30 kaki, hampir seukuran rata-rata bus tingkat di London. Kemungkinan besar, Pterosaurus ada sebelum burung dan menjadi salah satu makhluk pertama di Bumi yang menggunakan sayap untuk berburu mangsa dari langit.

Tim ahli paleontologi menemukan fosil di pegunungan Andes di provinsi Mendoza barat Argentina. Mereka menamai makhluk itu, Thanatosdrakon amaru.

Tulang-tulang dan fragmennya awet berkat bebatuan. Tanggal yang diperkirakan berarti reptil terbang yang menakutkan ini hidup setidaknya sekitar 20 juta tahun sebelum dampak asteroid di tempat yang sekarang menjadi semenanjung Yucatan, Meksiko, memusnahkan tiga perempat kehidupan di planet ini sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Pemimpin proyek Leonardo Ortiz mengatakan karakteristik fosil yang belum pernah terlihat sebelumnya membutuhkan nama genus dan spesies baru, dengan yang terakhir menggabungkan kata Yunani kuno untuk kematian (thanatos) dan naga (drakon).

"Sepertinya tepat untuk menamakannya seperti itu. Itu Naga Maut," kata Ortiz seperti dikutip dari Metro, Senin, 6 Juni.

Para peneliti, yang menerbitkan studi mereka April lalu di jurnal ilmiah Cretaceous Research, menyatakan tulang besar fosil mengklasifikasikan spesies baru sebagai pterosaurus terbesar yang pernah ditemukan di Amerika Selatan dan salah satu yang terbesar ditemukan di mana saja.

"Kami tidak memiliki catatan terkini tentang kerabat dekat yang bahkan memiliki modifikasi tubuh yang mirip dengan binatang ini," jelas Ortiz.