JAKARTA - Sekelompok ilmuwan mengumumkan penemuan fosil spesies paus amfibi berkaki empat berusia 43 juta tahun, yang sebelumnya tidak diketahui di Mesir Rabu pekan ini, membantu melacak transi paus dari darat ke laut.
Mengutip Reuters Jumat 27 Agustus, paus yang baru ditemukan itu tergolong sebagai Protocetidae, sekelompok paus punah yang berada di tengah transisi itu, kata tim peneliti yang dipimpin Mesir dalam sebuah pernyataan.
Fosilnya digali dari batuan Eosen tengah di Cekungan Fayum di Gurun Barat, Mesir, daerah yang dulunya tertutup oleh laut yang telah memberikan banyak penemuan yang menunjukkan evolusi paus, sebelum dipelajari di Pusat Paleontologi Vertebrata Universitas Mansoura (MUVP).
Spesies baru yang dinamai Phiomicetus anubis ini, diperkirakan memiliki panjang tubuh sekitar tiga meter (10 kaki) dan massa tubuh sekitar 600 kg, kemungkinan merupakan predator puncak, kata para peneliti. Kerangka parsialnya mengungkapkannya sebagai paus protocetid paling primitif yang diketahui dari Afrika.
"Phiomicetus anubis adalah spesies paus baru yang penting, dan penemuan penting untuk paleontologi Mesir dan Afrika," jelas Abdullah Gohar dari MUVP, penulis utama makalah tentang penemuan yang diterbitkan dalam jurnal 'Proceedings of the Royal Society B'.
Nama genus paus menghormati Cekungan Fayum dan nama spesies mengacu pada Anubis, dewa Mesir kuno berkepala anjing yang terkait dengan mumifikasi dan kehidupan setelah kematian.
Terlepas dari penemuan fosil baru-baru ini, gambaran besar evolusi paus awal di Afrika sebagian besar tetap menjadi misteri, kata para peneliti. Pekerjaan di wilayah tersebut berpotensi mengungkap detail baru tentang transisi evolusioner dari paus amfibi ke paus akuatik sepenuhnya.
"Dengan batuan yang menutupi sekitar 12 juta tahun, penemuan di Cekungan Fayum 'berkisar dari paus seperti buaya semiakuatik hingga paus air raksasa," ujar Mohamed Sameh dari Badan Urusan Lingkungan Mesir, rekan penulis.
BACA JUGA:
Penemuan fosil paus baru telah menimbulkan pertanyaan tentang ekosistem purba dan mengarahkan penelitian ke pertanyaan seperti asal usul dan koeksistensi paus purba di Mesir, kata Hesham Sellam, pendiri MUVP dan rekan penulis lain.