Ilmuwan Temukan Laba-laba, Tawon Serta Ikan Purba di Australia
Nigel McGrath menemukan fosil daun yang tertanam di batu, (foto: Australian Museum, Salty Dingo)

Bagikan:

JAKARTA - Akhir-akhir ini para ilmuwan sering menemukan sesuatu dari zaman purba, termasuk penemuan mumi berusia 3.500 tahun lalu. Kini, mereka menemukan ekosistem purba.

Awal mulanya itu ditemukan oleh petani di New South Wales, Nigel McGrath yang menabrak batu saat membajak ladang miliknya yang kini dijuluki situs McGraths Flat, dia tidak menyadari bahwa sedang menemukan ekosistem purba yang berusia 15 juta tahun lalu.

McGrath menemukan fosil daun yang tertanam di batu, yang membuka pintu ke penelitian lebih lanjut dari situs luar biasa untuk pemahaman manusia tentang kehidupan prasejarah di Australia.

"Banyak dari fosil yang kami temukan baru bagi sains dan termasuk laba-laba, jangkrik raksasa, tawon, dan berbagai jenis ikan. Sampai sekarang, sulit untuk mengatakan seperti apa ekosistem purba ini, tetapi tingkat pelestarian di situs fosil baru ini berarti bahwa bahkan organisme kecil yang rapuh (seperti) serangga berubah menjadi fosil yang terpelihara dengan baik," ungkap Paleontolog Museum dan Universitas NSW Australia, Matthew McCurry.

Melansir ABC News, Senin, 10 Januari, selama tiga tahun terakhir, McCurry, rekannya Michael Frese, dan tim peneliti secara diam-diam menggali dan menganalisis ladang McGrath do dekat Gulgong di Central Tablelands, Australia. Mereka menemukan ribuan spesimen, termasuk tanaman hutan hujan, laba-laba, tubuh buah, ikan dan bulu burung.

Di antara serangga yang ditemukan adalah tawon, semut, jangkrik, lalat capung, kumbang, lalat, dan serangga pembunuh. Kualitas fosil yang berinteraksi antar spesies juga dapat ditentukan. Bahkan setelah sekian lama, isi perut ikan tetap terjaga, memungkinkan para peneliti untuk menentukan apa yang ada di penemuan 15 juta tahun yang lalu.

"Kami juga menemukan contoh serbuk sari yang diawetkan pada tubuh serangga sehingga kami dapat mengetahui spesies mana yang menyerbuki tanaman mana," kata Frese.

Diketahui, McGraths Flat telah bergabung dengan segelintir situs Lagerstatte di Australia. Situs Lagerstatte adalah endapan sedimen yang menunjukkan fosil luar biasa dengan pelestarian luar biasa, kadang-kadang termasuk jaringan lunak yang diawetkan. Situs McGraths juga merupakan perjalanan singkat dari situs fosil penting Australia lainnya, Talbragar era Jurassic.

Tapi, tidak seperti sepupunya yang lebih tua, McGraths Flat membuka jendela ke zaman Miosen, waktu perubahan besar di Australia, saat benua itu melayang ke utara. Ketika Miosen dimulai 23 juta tahun yang lalu, Australia kaya dengan beragam tumbuhan dan kehidupan hewan, hanya untuk perubahan iklim yang tiba-tiba menyebabkan kepunahan yang meluas sekitar 14 juta tahun yang lalu.

Para ilmuwan percaya penemuan ini memberikan studi kasus penting untuk mencari tahu spesies mana yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, dan mana yang punah. Penemuan kali ini telah diterbitkan di jurnal Science Advances.

"Fosil tumbuhan di McGraths Flat memberi kita jendela ke vegetasi dan ekosistem dunia yang lebih hangat, yang kemungkinan akan kita alami di masa depan. Pelestarian fosil tumbuhan itu unik dan memberikan wawasan penting tentang periode waktu di mana catatan fosil di Australia agak buruk," ujar direktur sains Royal Botanic Gardens Victoria, Profesor David Cantrill.

McCurry berpendapat bahwa proses yang mengubah organisme menjadi fosil adalah kunci mengapa mereka terawetkan dengan baik. Sekarang, fosil-fosil tersebut nantinya akan disimpan dalam koleksi paleontologi Museum Australia untuk memungkinkan studi lebih lanjut.

"Analisis kami menunjukkan bahwa fosil terbentuk ketika air tanah yang kaya zat besi mengalir ke billabong, dan bahwa pengendapan organisme terbungkus mineral besi yang hidup atau jatuh ke dalam air," tutur McCurry.