JAKARTA – Di NASA, astronot tidak hanya ditugaskan untuk menjelajahi Bulan atau mengitari orbitnya. Mereka juga ditugaskan untuk melakukan berbagai penelitian ilmiah di stasiun dengan gravitasi mikro atau nol.
Tempat yang biasa disebut sebagai Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) ini merupakan satu-satunya laboratorium yang berada di orbit Bumi. Stasiun ini berukuran sebesar lapangan sepak bola sehingga puluhan hingga ratusan eksperimen bisa dilakukan di sana.
Untuk membangun laboratorium raksasa tersebut, banyak negara yang bekerja sama dalam membangun komponennya, seperti AS, Kanada, Jepang, dan Eropa. Pembangunan stasiun ini pun memakan waktu yang cukup lama, yaitu mulai tahun 1984 hingga 1993.
ISS merupakan tempat untuk mengerjakan berbagai eksperimen dan menguji teknologi untuk kebutuhan manusia. NASA juga aktif memantau dampak penerbangan luar angkasa dalam jangka panjang terhadap manusia. Biasanya, astronot dapat meneliti selama berbulan-bulan.
Selama 25 tahun berada di orbit, lebih dari 270 astronot dari berbagai negara telah datang mengunjungi laboratorium tersebut. Mereka telah melakukan berbagai penelitian inovatif yang tentunya tidak bisa dikerjakan di laboratorium standar yang ada di Bumi.
Terkadang, dalam suatu penelitian penting, pada ilmuwan ingin memantau hasil eksperimental mereka di ruang tanpa gravitasi. Misalnya seperti penelitian terhadap tumbuhan yang selalu menggunakan gravitasi dalam menentukan ke mana akarnya harus tumbuh.
Ketika gravitasinya dihilangkan, para ilmuwan bisa mendapatkan wawasan yang unik mengenai respons tumbuhan tersebut selama menghadapi tekanan baru. Tak hanya seputar biologi, proses fisika dan kimia juga banyak berubah saat menghadapi gravitasi mikro.
Orbit Rendah Bumi (LEO) dipilih sebagai lokasi singgah laboratorium raksasa tersebut karena peluang pengamatannya cukup baik. Ketinggian stasiunnya juga cukup rendah, hanya 402 kilometer dari Bumi, sehingga instrumen memperoleh detail yang lebih baik.
Menariknya, ISS bisa dilihat dengan mata telanjang ketika langit dalam kondisi yang gelap dan stasiun tersebut berada tepat di atas kepala orang yang ingin melihatnya. Dengan jaraknya yang jauh dari posisi manusia, stasiun akan terlihat seperti pesawat terbang biasa atau bahkan bintang yang sangat terang.