Varian Delta Sebabkan Lonjakan Kasus Infeksi di AS, New York Terapkan Syarat Vaksinasi untuk Akses Ruang Publik

JAKARTA - Otoritas Kota New York secara resmi mengumumkan penerapan syarat bukti vaksinasi COVID-19, bagi warga yang ingin mengakses restoran, pusat kebugaran dan fasilitas komersial lainnya Selasa waktu setempat.

Pengumuman yang dilakukan langsung oleh Wali Kota Bill de Blasio ini, menjadikan New York sebagai kota besar di Amerika Serikat (AS) yang menerapkan aturan syarat vaksinasi, di tengah upaya memerangi COVID-19 varian Delta.

Langkah ini ketersediaan dan keterjangkauan vaksin COVID-19 secara luas, serta pilihan untuk memerangi COVID-19 dengan vaksinasi dan pemakaian masker, alih-alih melakukan penutupan bisnis dan meminta warga tinggal di rumah.

Menurut kebijakan ini, warga yang ingin mengakses tempat-tempat publik memerlukan bukti minimal sudah menerima satu dosis suntukan vaksin COVID-19. Namun, kebijakan ini baru akan berlaku mulai 13 September mendatang,

Namun, seperti perintah penggunaan masker dan perintah tinggal di rumah tahun lalu, rencana tersebut kemungkinan akan menemui perlawanan keras. Selain itu, paspor vaksin pemerintah juga sangat kontroversial di kalangan warga Amerika Serikat, terutama kaum konservatif.

"Sudah waktunya bagi orang untuk melihat vaksinasi secara harfiah diperlukan untuk menjalani kehidupan yang baik dan penuh dan sehat," ujar de Blasio yang berasal dari Partai Demokrat dalam konferensi pers, mengutip Reuters Rabu 4 Agustus.

Ilustrasi COVID-19 di Amerika Serikat. (Wikimedia Commons/Jpesch95)

Data Kota New York menunjukkan, sekitar 60 persen dari populasi warga kota itu telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19. Tetapi, daerah-daerah tertentu, sebagian besar komunitas miskin dan komunitas kulit berwarna, memiliki tingkat vaksinasi yang jauh lebih rendah.

Pengumuman kota datang ketika kasus melonjak secara nasional. Florida dan Louisiana telah muncul sebagai hot spot terbaru, dengan beban di rumah sakit terus bertambah. Kedua negara bagian tersebut sama-sama melaporkan jumlah rekor pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.

Lonjakan pasien

Lebih dari 11.300 pasien dirawat di rumah sakit di Florida pada Hari Selasa, dengan pasien COVID mengisi 22 persen dari tempat tidur rumah sakit negara bagian, menurut data dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Louisiana juga berurusan dengan salah satu wabah terburuk di negara itu, mendorong Gubernur John Bel Edwards, seorang Demokrat, untuk memerintahkan penduduk memakai masker lagi di dalam ruangan.

Sementara, jumlah pasien rawat inap COVID-19 di Los Angeles County hampir empat kali lipat dalam empat minggu terakhir menjadi 1.096 pada hari Senin, kata departemen kesehatan masyarakat. Persentase tes yang kembali positif untuk virus juga naik menjadi 6,2 persen, naik dari 1,3 persen sebulan lalu, menurut data departemen.

Untuk memerangi penyebaran di California, para pemimpin politik di delapan wilayah San Francisco Bay Area minggu ini memberlakukan kembali kewajiban memakasi masker dalam ruangan. Gubernur Gavin Newsom akhir bulan lalu mengamanatkan semua pegawai negeri untuk divaksinasi mulai 2 Agustus atau menjalani tes COVID-19 setidaknya seminggu sekali.

Ilustrasi vaksinasi COVID-19. (Wikimedia Commons/Claude TRUONG-NGOC)

Sebaliknya, Gubernur Florida Ron DeSantis mengambil sikap berbeda. Dalam perintah eksekutifnya pekan lalu, Ia melarang sekolah mewajibkan masker wajah, dengan mengatakan orang tua harus membuat keputusan itu untuk anak-anak mereka.

The Sunshine State mengklaim rekor suram lainnya dengan jumlah rawat inap COVID-19 pediatrik tertinggi - 138 pada hari Selasa, lebih banyak daripada yang tercatat di Texas meskipun populasinya lebih besar. Namun, DeSantis membela pendekatan negara pada konferensi pers kemarin.

"Kami tidak menutup. Kami akan membuka sekolah. Kami melindungi pekerjaan setiap warga Florida di negara bagian ini. Kami melindungi usaha kecil rakyat," tukas DeSantis

Di Arkansas, negara bagian lain di mana rawat inap karena COVID-19 telah melonjak, Gubernur Asa Hutchinson mengatakan akan meminta legislator negara bagian pada Hari Rabu, untuk memberikan pengecualian terhadap undang-undang yang melarang pemerintah negara bagian dan lokal, termasuk dewan sekolah, dari mewajibkan masker.

Langkah sejumlah negara bagian ini diikuti oleh sektor swasta, termasuk banyak perusahaan besar AS, juga telah mengambil beberapa langkah dalam menanggapi ancaman varian Delta.

Tiga besar produsen mobil asal Detroit dan serikat pekerja United Auto Workers (UAW) mengatakan pada Hari Selasa, mereka akan memberlakukan kembali persyaratan untuk memakai masker di semua pabrik, kantor, dan gudang mulai Hari Rabu tetapi tidak mengharuskan pekerja untuk divaksinasi.

Sementara, perusahaan teknologi besar seperti Google Alphabet dan Facebook mengatakan semua karyawan AS harus divaksinasi untuk masuk ke kantor. Adapun Tyson Foods kemarin mewajibkan semua pekerja diimunisasi untuk memerangi virus COVID-19, menjadikannya salah satu perusahaan swasta yang mewajibkan vaksinasi.