Salah Gunakan Izin Berburu, Pangeran Austria Diduga Tembak Mati Beruang Raksasa yang Dilindungi
JAKARTA - Otoritas Romania menggelar penyelidikan tewasnya Arthur, beruang cokelat terbesar di negara tersebut, yang ditembak mati oleh seorang Pangeran Eropa pada Bulan Maret lalu.
Rumania adalah rumah bagi populasi beruang coklat terbesar di Eropa, jumlahnya disebut mencapai 6 ribu ekor, meski sejumlah ilmuwan membantah hal ini.
Mulai tahun 2016 lalu, Rumania secara resmi melarang perburuan trofi beruang cokelat. Izin hanya diberikan untuk berburu beruang 'bermasalah' bagi pemburu resmi.
Penembakan Arthur, beruang cokelat terbesar yang ada di Rumania dan dilindungi pun menuai kritik dari oragnisasi lingkungan setempat, Agent Green.
"Agent Green dan VGT (Austria) mengutuk pembunuhan beruang coklat bernama Arthur oleh pemburu trofi Pangeran Emanuel von und zu Liechtenstein, yang datang ke Rumania pada Maret untuk menembaknya," sebut Agen Green dalam pernyataannya seperti melansir Romania Insider, Kamis 6 Mei.
Menurut Agent Green, Pangeran Emanuel von und zu Liechtenstein, penduduk Riegersburg, sebuah kota di wilayah Austria Styria, diduga menggunakan izin dari Kementerian Lingkungan Rumania sebagai dalih untuk menembak beruang di Rumania.
Namun, izin itu dikeluarkan untuk pemusnahan induk beruang yang telah menyebabkan kerusakan tahun lalu di beberapa peternakan di Ojdula, daerah Covasna, dan bukan beruang raksasa yang dibunuh oleh pangeran.
"Namun kenyataannya, sang pangeran tidak membunuh beruang yang bermasalah, melainkan seekor jantan yang tinggal jauh di dalam hutan dan tidak pernah mendekati daerah setempat. Beruang bernama Arthur telah diamati selama bertahun-tahun oleh penjaga Agent Green di daerah tersebut dan dikenal sebagai spesimen liar yang tidak terbiasa dengan keberadaan manusia dan sumber makanan yang ditawarkannya. Habitatnya adalah kawasan lindung Natura 2000 Oituz-Ojdula ROSCI0130," ungkap Agent Green.
Melansir Euronews, dokumen perburuan resmi yang dilihat oleh The Associated Press mengonfirmasi Pangeran Emanuel von und zu Liechtenstein diberikan izin berburu empat hari pada bulan Maret di Covasna County, Rumania dan pada 13 Maret ia memanen seekor beruang coklat berusia 17 tahun, yang untuknya dia diduga membayar € 7.000.
Beruang coklat adalah spesies yang dilindungi oleh hukum internasional dan Rumania. Ini berarti perburuan beruang secara teratur untuk olahraga atau trofi tidak diperbolehkan di Rumania. Namun, beruang dapat dibunuh di sini dalam kasus-kasus tertentu, tetapi hanya jika Menteri Lingkungan Hidup mengeluarkan perintah menteri (izin pengurangan). Misalnya, jika beruang menyebabkan kerusakan serius atau mengancam penduduk, menteri dapat mengeluarkan izin membunuh.
"Izin pengurangan adalah pengecualian yang diberikan dalam kasus ekstrim, berdasarkan kasus per kasus, setelah penilaian situasi secara menyeluruh, dan metode mematikan adalah pilihan terakhir ketika alternatif (termasuk relokasi) gagal, dan masalah yang ditanggung membahayakan nyawa manusia. dan rumah tangga," papar Agent Green
"Komisi Eropa telah menyetujui anggaran bagi negara-negara anggota untuk segera memberi kompensasi kepada setiap petani yang menderita kerusakan di tanah mereka sendiri atau di daerah di mana mereka memiliki kontrak untuk mempraktikkan pertanian," lanjut Agent Green.
Baca juga:
- Suntikan Penguat Vaksin Moderna Mampu Tingkatkan Antibodi Terhadap Varian COVID-19
- Presiden Joe Biden Dukung Pengabaian Hak Paten Vaksin COVID-19, Harga Saham Produsen Vaksin Anjlok
- Arab Saudi Kemungkinan Belum Izinkan Orang Asing Naik Haji Tahun Ini
- India Kembali Catat Rekor Kematian COVID-19, Sehari 3.780 Orang Meninggal
Terpisah, Menteri Lingkungan Rumania Tanczos Barna mengatakan kepada saluran berita lokal Digi24, penyelidikan dimulai untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi dalam hal ini.
"Sangat rumit untuk menentukan, apakah beruang yang dibunuh oleh pangeran adalah yang menjadi sasaran pengurangan tersebut," singkatnya.