Setahun Terdampak COVID-19, Yunani Bersiap untuk Menyambut Wisatawan

JAKARTA - Otoritas Yunani memutuskan untuk membuka diri terhadap turis asing mulai Senin 19 April, setelah menutup diri dan terdampak COVID-19 sepanjang tahun 2020 lalu. 

Di Pulau Rhodes, di mana sebagian besar pengunjung berasal dari luar negeri, para pelaku bisnis perhotelan menggosok, memoles, dan mengecat untuk mengantisipasi tahun menentukan dalam bisnis pariwisata yang mereka kelola.

"Kami sedang mempersiapkan hotel untuk bersiap beroperasi, setelah pemerintah memberi kami lampu hijau," kata George Tselios, manajer umum Sun Beach Hotel, yang pelanggannya berasal dari Skandinavia, Jerman, Austria dan Inggris, melansir Reuters, Selasa 20 April. 

Meski secara resmi baru akan dibuka pada 14 Mei mendatang, tapi mulai Senin lalu wisatawan dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Serbia, Israel, dan Uni Emirat Arab bisa berkunjung tanpa karantina, jika sudah divaksinasi atau dites negatif COVID-19.

Santorini, Yunani. (Wikimedia Commons/Pedro Szekely)

Pariwisata, yang menghasilkan seperlima dari PDB Yunani dan satu dari lima pekerjaan, sangat penting bagi ekonomi yang telah keluar dari kemerosotan selama satu dekade hanya untuk kembali ke resesi tahun lalu saat COVID-19 melanda.

Di saat normor, Rhodes selalu penuh oleh wisatawan sepanjang Maret hingga Oktober. Namun, pertengahan April, pulau ini masih sepi, seperti kota hantu.

Resor mewah tertutup menjulang tinggi di atas garis pantai yang panjang, berpasir, dan kosong. Kota-kota pantai yang biasanya dipenuhi oleh turis Inggris, tidak bersuara, dengan toko-toko yang tertutup, tavernas, dan bar.

Banyak yang telah ditutup sejak 2020, ketika hanya 7,4 juta orang mengunjungi Yunani, lebih sedikit dari tahun mana pun dalam krisis ekonomi selama satu dekade, turun dari rekor 31,3 juta pada 2019.

Dari hotel hingga restoran dan kapal pesiar harian, banyak bisnis yang bertahan hidup dengan bantuan subsidi dari negara. Tahun lalu, hanya 600 ribu wisatawan yang berkunjung ke Rhodes, turun jauh dibanding 2,3 juta di tahun 2019.

"Kebanyakan dari mereka merasa negara tidak dapat bertahan dari krisis lain," kata Wakil Walikota Rhodes Bidang Pariwisata Konstantinos Taraslias.

Salah satu sudut Yunani. (Unsplash/Matthieu Oger)

Untuk memeroleh musim panas yang diharapkan, Yunani melakukan pengujian COVID-19 yang meluas, hotel karantina, hingga vaksinasi penduduk pulau dan pekerja pariwisata. 

"Kami telah melakukan segala daya kami untuk memiliki musim yang lebih baik. Kami akan benar-benar siap pada pertengahan Mei," kata George Hatzimarkos, gubernur wilayah paling populer di Yunani, Kepulauan Aegean Selatan, yang selain Rhodes termasuk Mykonos dan Santorini.

Namun, hingga saat ini pemesanan wisatawan baru sedikit. Kebanyakan untuk Agustus hingga Oktober, ungkap Presiden Pengelola Hotel Rhodes, Manolis Markopaulos.

"Pesanan biasanya menit terakhir. Kami bisa memahaminya, karena para tamu sangat ingin memastikan mereka akan terbang. Tapi itu tidak berarti kami tidak akan mendapatkan pemesanan nanti," terangnya.

Relatif lebih baik dalam menghadapi gelombang pertama pandemi, Yunani sebelumnya memberlakukan beberapa pembatasan, untuk melindungi layanan kesehatannya. Turis dikenakan pembatasan, termasuk jam malam. Restoran dan bar telah ditutup sejak November.

"Kami sedang melalui situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami menunggu hari demi hari bagi orang-orang untuk vaksinasi, sehingga kami dapat membuka dan menjalani musim normal," tukas Giannis Chalikias yang memiliki sembilan bisnis di Rhodes, namun hanya satu yang bisa buka.