Pelonggaran <i>Lockdown</i> jadi Momentum Yunani Genjot Pariwisata
Asos, Yunani (Alex Blăjan/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Opsi penutupan wilayah atau lockdown telah diakui banyak negara perihal keberhasilannya menahan laju COVID-19. Atas dasar itu, banyak di antara negara yang menerapkan lockdown, mulai melonggarkan kebijakan tersebut. Ada yang membuka kembali toko-toko, serta ada pula yang ingin membuka kembali pariwisata seperti yang sedang dilakukan oleh Yunani.

Pemerintah Yunani menggungkap pelonggaran lockdown jadi awalan mereka dalam membuka kembali beberapa lokasi pariwisata unggulan untuk mendatangkan wisatawan supaya roda ekonomi terus berputar pada Juli mendatang.

Melansir Reuters, Menteri Pariwisata Yunani Harry Theocharis pembukaan kembali tempat wisata akan dilakukan secara bertahap yang berawal dari mengizinkan kembali hotel-hotel yang beroperasi sepanjang tahun pada 1 Juni.

"Target kami adalah memulai musim (liburan) mulai Juli, yang mungkin akan berlangsung hingga Oktober atau November," tutur Theoharis.

Hal itu diucapnya karena melihat pariwisata sebagai penghasil pundi-pundi utama pendapatan negara. Buktinya, sektor pariwisata Yunani dapat menghasilkan 34 juta wisatawan mancanegara setahun lalu. Alhasil, Yunani dapat meraup keuntungan di sektor pariwisata hingga mencapai 18,2 miliar euro atau setara Rp321 triliun.

“Musim ini tidak akan seperti tahun-tahun lainnya, sangat sulit untuk percaya bahwa ini bisa terjadi. Namun, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membuka kembali keran ekonomi dari sektor pariwisata” sambungnya.

Menariknya, langkah yang diambil pemerintah menjadi sebuah oase bagi para pebisnis pariwisata. Bagaimana tidak, selama menyebarnya COVID-19 di seluruh dunia, hal itu telah membuat sektor pariwisata Yunani mengalami krisis mendalam.

"Pariwisata menghadapi krisis terbesar pada generasi kita," kata Presiden Asosiasi Hotel Corfu Charalambos Voulgaris.

Pria yang juga pemilik pemilik dua resor di Laut Ionia, sungguh merasakan dampak lesunya sektor pariwisata selama COVID-19. Sedihnya lagi, dirinya tak dapat menebak-nebak kapan kondisi relatif aman untuk memulai kembali menjalankan bisnisnya.

Apalagi, melihat realita bahwa lalu lintas penumpang kapal laut telah turun hingga 90%. Serta arus penerbangan domestik maupun mancanegara yang terus turun sebesar 59% pada bulan maret, menurut otoritas penerbangan sipil.

“Kami telah melihat tingkat hunian yang sangat rendah. Kami tidak tahu apakah hotel kami akan terbuka, kapan mereka akan buka, jadi kami sekarang berada diambang masa-masa yang sangat sulit, "kata Voulgaris.

Sementara itu, sejauh ini Yunani telah mengonfirmasi 2.566 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 138 kasus meninggal dunia.