Bagikan:

BATAM - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, mempertimbangkan penggunaan alat pelacakan kontak erat warga terpapar COVID-19, Bluepass sebagai upaya menekan penularan virus corona di kota kepulauan itu.

Sekda Kota Batam Jefridin Hamid mengatakan, Singapura bermaksud membantu penggunaan Bluepass di Kota Batam. Namun Pemkot Batam masih harus mempertimbangkannya.

"Singapura rencana membantu 1 juta alat Bluepass, tapi ini harus kita pelajari dulu bagaimana alatnya bekerja," kata Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin usai mengikuti rapat koordinasi penggunaan Bluepass bersama KBRI di Singapura secara  virtual di Batam, Antara, Jumat, 13 Agustus. 

Sekda menyampaikan dalam pertemuan virtual, pihak Singapura membuka kerja sama penggunaan Bluepass dalam penelusuran dan pelacakan kontak erat pasien COVID-19 di Batam.

Rencana penggunaan Bluepass itu, kata dia, akan disampaikan kepada Wali Kota Muhammad Rudi untuk diambil keputusan.

Bluepass merupakan alat penelusuran COVID-19 digital yang bentuknya menyerupai flash disc.

Alat yang sudah diuji coba di BNPB itu mencatat interaksi pemakainya dengan orang-orang dalam waktu lebih dari 15 menit dan dengan jarak kurang dari dua meter sesuai dengan karakteristik penularan Virus Corona.

Dengan begitu, apabila pemakainya terkonfirmasi positif COVID-19, maka bisa diketahui dengan cepat siapa saja kontak eratnya.

Alat serupa sudah disimulasikan di Kawasan Wisata Lagoi Kabupaten Bintan, Kepri dan dinilai berhasil.

Penggunaan Bluepass di Lagoi merupakan upaya pihak pengelola, dalam bersiap menyambut kembali wisatawan mancanegara.