China Kirim Kelompok Tempur Kapal Induk Liaoning ke Perairan Dekat Taiwan
JAKARTA - Angkatan Laut China mengumumkan kelompok tempur kapal induk milik mereka tengah menggelar latihan di perairan dekat Taiwan. Pengumuman yang disampaikan Senin malam ini, menambah eskalasi ketegangan di wilayah tersebut sejak beberapa bulan terakhir.
Angkatan Laut China menyebut, kelompok tempur tersebut dipimpin oleh Kapal Induk Liaoning, kapal induk pertama di jajaran militer China. Kelompok ini disebut akan akan rutin melakukan latihan di perairan tersebut.
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menjaga kedaulatan nasional, keselamatan dan kepentingan pembangunan," sebut Angkatan Laut China seperti dilansir Reuters.
Pernyataan China mengikuti Kementerian Pertahanan Taiwan yang melaporkan 'serangan baru' oleh angkatan udara China, ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada Hari Senin.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya memiliki 'pemahaman penuh' tentang situasi di udara dan laut di sekitar Taiwan. Dan, pihaknya siap 'menangani dengan tepat' masalah tersebut.
Taiwan mengeluhkan peningkatan aktivitas militer China di dekatnya dalam beberapa bulan terakhir, karena China meningkatkan upaya untuk menegaskan kedaulatannya atas pulau yang dikelola secara demokratis itu.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan pada Hari Minggu, Kapal Induk Liaoning, ditemani oleh lima kapal pengawal, telah transit di Selat Miyako dalam perjalanan ke Pasifik.
Global Times China, media yang berafiliasi dengan Pemerintah China menyebut, Nanchang, armada kapal perusak Tipe 055 baru yang lebih moderen dan mulai beroperasi tahun lalu, termasuk dalam grup kapal induk ini.
"Kombinasi kapal induk dan kapal perusak besar Type 055 akan menjadi konfigurasi standar kelompok tugas kapal induk China di masa depan," tambah Angkatan Laut China.
Untuk diketahui, Kapal Induk Liaoning dan kapal kembarnya, Shandong, telah melakukan latihan atau berlayar di dekat Taiwan sebelumnya.
Pada Desember 2019, tak lama sebelum pemilihan presiden dan parlemen di Taiwan, Shandong berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif, sebuah langkah yang dikutuk oleh Taiwan sebagai upaya intimidasi.
Baca juga:
- Ubah Konstitusi Lagi, Vladimir Putin Bisa Jadi Presiden Rusia hingga Tahun 2036
- Hindari Serangan Udara Rezim Militer, Ribuan Pengungsi di Perbatasan Myanmar - Thailand Bangun Bungker
- Vaksin COVID-19 Sebabkan Varian Baru Virus Corona? Ini Penjelasan WHO dan Ahli Imunologi
- Etnis Bersenjata Bersatu Lawan Rezim Militer, Bisnis China di Myanmar Terancam
Taiwan adalah masalah teritorial paling sensitif di China dan potensi konflik militer. China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.
Untuk menghadapinya, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengawasi langsung reformasi militer negara tersebut, termasuk peluncurkan sejumlah persenjataan baru, seperti korvet siluman 'pembunuh kapal induk'.