Bagikan:

JAKARTA - Militer China melakukan latihan blokade udara dan laut di sekitar Taiwan pada Hari Senin, hari terakhir latihan yang dijadwalkan, dengan sebuah kapal induk China bergabung dalam patroli tempur, ketika Taipei melaporkan adanya lonjakan pesawat tempur di dekat pulau tersebut.

China mengumumkan latihan selama tiga hari pada Hari Sabtu, setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali ke Taipei usia perjalanan ke Amerika Tengah dan sempat singgah di Amerika Serikat, bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di Los Angeles.

Televisi pemerintah China melaporkan, Beijing mengerahkan sejumlah jenis pesawat, termasuk pesawat pengebom H-6 berkemampuan nuklir yang dipersenjatai dengan rudal hidup, serta kapal-kapal perang melakukan latihan untuk "membentuk situasi blokade yang mengepung pulau-pulau multi-arah".

"Di Selat Taiwan, barat laut dan barat daya Taiwan serta perairan di sebelah timur Taiwan (pasukan Tiongkok) mengambil inisiatif untuk menyerang, memanfaatkan sepenuhnya keunggulan kinerja mereka, bermanuver secara fleksibel untuk merebut posisi yang menguntungkan, dan bergerak maju dengan kecepatan tinggi untuk menghalangi lawan," ungkap laporan itu, melansir Reuters 10 April.

Sementara, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat mengatakan, kapal induk Shandong juga ikut serta dalam patroli tempur, menunjukkan pesawat tempur yang lepas landas dari geladaknya.

Taiwan sendiri telah melacak Shandong sejak minggu lalu di Samudra Pasifik.

Kementerian Pertahanan Taiwan menerbitkan sebuah peta pada Hari Senin tentang aktivitas angkatan udara Tiongkok selama 24 jam sebelumnya, yang menunjukkan empat pesawat tempur J-15 Tiongkok yang berbasis di kapal induk yang beroperasi di atas Samudra Pasifik di sebelah timur Taiwan.

kapal perang china
Ilustrasi kapal perang China. (Wikimedia Commons/U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Tiarra Fulgham)

Kementerian tersebut mengatakan pada pertengahan pagi Hari Senin, mereka telah melihat 59 pesawat militer dan 11 kapal di sekitar Taiwan, termasuk kelompok kapal induk Shandong di Pasifik Barat.

Sebelumnya, Shandong melakukan operasi udara di perairan yang dekat dengan kepulauan Okinawa Jepang pada Hari Minggu, demikian ungkap kementerian Pertahanan Jepang pada Hari Senin.

Jet tempur dan helikopter lepas landas dan mendarat di kapal induk itu sebanyak 120 kali antara Hari Jumat dan Minggu, dengan kapal induk itu, tiga kapal perang lainnya, dan sebuah kapal pendukung yang berada dalam jarak 230 kilometer (143 mil) dari pulau Miyako, kata Kementerian Pertahanan Jepang.

Jepang sendiri telah lama mengkhawatirkan aktivitas militer China di daerah tersebut, mengingat betapa dekatnya pulau-pulau di selatan Jepang dengan Taiwan.

"Pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan tidak hanya penting untuk keamanan Jepang, tetapi juga untuk stabilitas komunitas internasional secara keseluruhan," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno kepada para wartawan.

H-6 china
Ilustrasi formasi jet tempur China. (Wikimedia Commons/維基小霸王)

Kemarin, militer Tiongkok melakukan simulasi serangan presisi terhadap Taiwan pada hari kedua latihan di sekitar pulau itu pada Hari Minggu.

Komando Teater Timur pada Hari Senin merilis sebuah video pendek di akun WeChat yang menunjukkan sebuah pesawat pengebom H-6 terbang di langit utara Taiwan.

"Rudal-rudal dalam kondisi baik," kata sebuah suara tak dikenal, saat video tersebut menunjukkan gambar-gambar dari kokpit.

"Nyalakan radar kendali tembakan, kunci target," kata suara lain, menunjukkan gambar rudal di bawah sayap pesawat.

Militer Taiwan telah berulang kali mengatakan bahwa mereka akan menanggapi latihan China dengan tenang dan tidak akan memprovokasi konflik.

Kementerian Pertahanan secara terpisah pada Hari Senin merilis foto-foto peluncur bergerak untuk rudal anti-kapal Hsiung Feng buatan Taiwan di sebuah lokasi yang dirahasiakan, serta kapal serbu cepat bersenjata rudal di laut.

Kendati China menggelar latihan kekuatan militernya selama tiga hari, kehidupan di Taiwan berjalan normal tanpa ada tanda-tanda kepanikan atau gangguan, dan penerbangan sipil beroperasi seperti biasa.

"Kebanyakan orang normal mungkin tidak takut, dengan alasan utama karena semua orang berpikir bahwa China tidak akan memulai perang," kata pensiunan dan mantan tentara Tang Pao-hsiung (78).

Diketahui, China memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendali Beijing. Pemerintah Taiwan membantah keras klaim China dan mengecam latihan tersebut.