JAKARTA - Kementerian Pertahanan Korea Selatan dengan tegas menolak klaim teritorial baru Jepang, atas pulau paling timur Korea Selatan, Dokdo.
Kementerian Pertahanan bahkan menyebut, tidak pelu mengulangi penjelasan tentang masalah tersebut. Sebab, ini bukan kali pertama klaim sepihak ini timbul.
"Saya pikir itu tidak perlu penjelasan, tapi Dokdo adalah wilayah warisan Korea Selatan secara historis, geografis dan oleh hukum internasional. Kementerian pertahanan mempertahankan sikap seperti itu," terang Juru Bicara Kementerian Pertahanan Boo Seung-chan, melansir Koreatimes.
Pekan lalu, Pemerintah Jepang menyetujui 296 buku teks untuk siswa sekolah menengah tahun pertama, termasuk 30 jenis untuk mata pelajaran ilmu sosial. Di dalamnya, berisi klaim kedaulatan Tokyo atas Pulau Dokdo.
Hubungan antara Seoul dan Tokyo telah jatuh ke salah satu titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, karena pertikaian historis dan diplomatik telah meluas ke bidang ekonomi dan keamanan.
Kendati, kedua belah pihak telah bekerja untuk meningkatkan hubungan di tengah seruan Amerika Serikat untuk kerja sama keamanan trilateral yang lebih kuat. Kementerian Pertahanan mengungkapkan, mereka sedang berupaya untuk memisahkan masalah militer dari masalah non-militer.
Tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengajukan protes keras, karena Jepang menyinggung Pulau Dokdo sebagai dalam buku putih pertahanan negara itu, seperti melansir Yonhap. Dalam buku itu, Jepang menyebut status Dokdo yang belum kelar dengan Korea Selatan, seperti halnya status Kepulauan Kuril yang disengketakan dengan Rusia.
Klaim Jepang atas Dokdo atau Takeshima di Jepang sudah berlangsung sejak lama. Sejak tahun 2005, nama Dokdo selalu masuk dalam buku biru diplomat dan buku putih pertahanan Jepang.
Pada 25-26 Agustus 2019 lalu, Korea Selatan menggelar latihan militer besar-besaran di Pulau Dokdo, diikuti seluruh unsur dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Selain pasukan khusus Angkatan Laut, latihan ini juga diikuti Marinir, jet tempur F-15Ks, hingga Kapal Perusak Aegis Sejong The Great.
Ketika itu, latihan digelar setelah Korea Selatan menarik diri dari perjanjian berbagi informasi intelijen dengan Jepang. Sementara, Jepang mencoret Korea Selatan dari daftar mitra dagang terpercaya, seperti melansir Reuters 25 Agustus 2019.
BACA JUGA:
Sebulan sebelum latihan digelar, pesawat tempur milik Rusia dan China menggelar patroli bersama dan dua kali melintasi wilayah udara di atas Pulau Dokdo. Rusia, juga melanggar wilayah Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ), antara Dokdo dan Pulau Ulleung.