JAKARTA - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, dirinya percaya peta abad ke-18 yang ditunjukkan kepadanya oleh Perpustakaan Senat Spanyol, menunjukkan Pulau Dokdo selalu menjadi bagian dari Korea Selatan, sebut Cheong Wa Dae atau Kantor Kepresidenan Korea Selatan.
Melansir Korea Herald Kamis 17 Juni, pernyataan ini dikeluarkan saat Presiden Moon berada di Spanyol, usai kunjungan di Austria dan sebelumnya mengikuti KTT Negara Kelompok 7 (G7) di Inggris, Akhir pekan lalu.
Peta yang diproduksi tahun 1730-an dan diyakini sebagai yang tertua yang digambar oleh orang Eropa itu menunjukkan, Pulau Dokdo sebagai bagian dari Joseon, kerajaan yang mendahului Korea moderen, sebut kantor kepresidenan.
Perseteruan terkait klaim Pulau Dokdo versi Korea Selatan dan Pulau Takeshima versi Jepang belakangan kian meningkat. Peta Olimpiade Tokyo 2020 yang menandai pulau ini sebagai wilayah Jepang, diprotes Korea Selatan. Sebaliknya, Korea Selatan menggelar latihan militer di pulau tersebut mulai Selasa lalu.
Belakangan, rencana pertemuan PM Jepang Yoshihide Suga dengan Presiden Moon Jae-in di sela-sela KTT G7 pekan lalu pun dibatalkan. Jepang pun membantah kabar kunjungan Presiden Moon ke Jepang dan bertemu PM Suga di sela-sela pelaksanaan Olimpiade nanti.
"Tidak ada kebenaran dalam laporan itu," tegas Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato pada konferensi pers, menolak berkomentar lebih lanjut, seperti dikutip dari Reuters Selasa 15 Juni.
Jepang berulang kali mengajukan klaim teritorial ke Dokdo, sementara Korea Selatan telah secara efektif mengendalikan pulau-pulau itu dengan detasemen polisi kecil sejak pembebasannya dari pemerintahan kolonial Jepang pada tahun 1945.
Bulan lalu, Korea Selatan menyerukan boikot pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 sebagai bentuk protes setelah peta yang menunjukkan rute Estafet Obor Olimpiade Tokyo 2020 menandai Pulau Dokdo sebagai wilayah Jepang. Kabarnya, Jepang menolak mengoreksi peta tersebut.
Pada Bulan April, Kementerian Pertahanan Korea Selatan dengan tegas menolak klaim Jepang atas Pulau Dokdo, dalam buku pelajaran SMP di Jepang pada awal Bulan April lalu. Dari 296 buku yang disetujui Pemerintah Jepang, 30 jenis di antaranya untuk pelajaran ilmu sosial. Di dalamnya, berisi klaim kedaulatan Tokyo atas Pulau Dokdo.
Tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengajukan protes keras, karena Jepang menyinggung Pulau Dokdo dalam buku putih pertahanan negara itu, seperti melansir Yonhap. Dalam buku itu, Jepang menyebut status Dokdo yang belum kelar dengan Korea Selatan, seperti halnya status Kepulauan Kuril yang disengketakan dengan Rusia.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, klaim Jepang atas Dokdo atau Takeshima di Jepang sudah berlangsung sejak lama. Sejak tahun 2005, nama Dokdo selalu masuk dalam buku biru diplomat dan buku putih pertahanan Jepang.
Pada 25-26 Agustus 2019 lalu, Korea Selatan menggelar latihan militer besar-besaran di Pulau Dokdo, diikuti seluruh unsur dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Selain pasukan khusus Angkatan Laut, latihan ini juga diikuti Marinir, jet tempur F-15Ks, hingga Kapal Perusak Aegis Sejong The Great.
Latihan digelar setelah Korea Selatan menarik diri dari perjanjian berbagi informasi intelijen dengan Jepang. Sementara, Jepang mencoret Korea Selatan dari daftar mitra dagang terpercaya, seperti melansir Reuters 25 Agustus 2019.