JAKARTA - Otoritas Jepang membantah rencana kunjungan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang disebut untuk menggelar pembicaraan dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Kabar ini datang di tengah menghangatnya hubungan kedua negara selama beberapa tahun terakhir meliputi perselisihan perdagangan, sejarah masa perang, tuntutan hukum kompensasi korban kerja paksa, hingga klaim Pulau Dokdo versi Korea Selatan dan Pulau Takeshima versi Jepang.
Harian Yomiuri pada Hari Selasa melaporkan Presiden Moon akan mengunjungi Jepang saat perhelatan Olimpiade pada 23 Juli hingga 8 Agustus, seraya Gedung Biru (kantor kepresidenan) Korea Selatan berharap ada pertemuan dengan PM Suga, tanpa menyebut sumber yang dikutip.
"Tidak ada kebenaran dalam laporan itu," tegas Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato pada konferensi pers, menolak berkomentar lebih lanjut, seperti dikutip dari Reuters, Selasa 15 Juni.
Sementara, seorang pejabat pemerintah Korea Selatan mengatakan harapannya akan sukses perhelatan Olimpiade Tokyo tanpa mengomentari apakan Presiden Moon Jae-in akan mengunjungi Tokyo atau tidak.
Terpisah, militer Korea Selatan memulai latihan tahunan pada Hari Selasa di kawasan Pulau Dokdo, beberapa hari setelah pembicaraan yang direncanakan antara para pemimpin kedua negara dibatalkan di tengah pertikaian atas peta Olimpiade.
Pulau yang menjadi rebutan Korea Selatan dan Jepang terletak di tengah-tengah antara kedua negara di Laut Jepang atay dikenal juga sebagai Laut Timur.
Pasukan penjaga laut, udara dan pantai akan bergabung dalam latihan yang sebagian besar akan dipentaskan di laut, dengan kontak minimal antara pasukan terkat dengan virus corona, sebut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap sebelumnya melaporkan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mempermasalahkan latihan tersebut, sehingga membatalkan pembicaraan yang direncanakan dengan Presiden Moon Jae-in pada KTT Kelompok Tujuh (G7) di Inggris pada akhir kemarin.
"Latihan tersebut diadakan secara rutin setiap tahun dengan tujuan untuk mempertahankan wilayah kami," singkat seornag pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
BACA JUGA:
Sementara, Katsunobu Kato mengatakan Tokyo telah mengajukan protes ke Seoul atas latihan tersebut, dengan mengatakan pulau-pulau itu adalah wilayah Jepang di bawah sejarah dan hukum internasional.
"Latihan semacam ini tidak dapat diterima dan sangat disesalkan. Kami telah memprotes kepada pemerintah Korea Selatan dan menyerukan agar latihan dihentikan," tukasnya.