JAKARTA - Jepang sepertinya tidak pernah jera untuk mengklaim Pulau Dokdo sebagai wilayah teritorinya. Korea Selatan yang menilai pulau tersebut sebagai teritorinya, berencana mengirim pasukan gabungan ke pulau tersebut Selasa besok.
Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan keberatannya dan mengajukan protes diplomatik, setelah Staf Gabungan Jepang mengunggah video kebijakan Indo-Pasifiknya, dengan menandai kawasan Pulau Dokdo sebagai wilayahnya sendiri di Twitter dan Facebook.
"Kami dengan jelas menyatakan penyesalan dan mengajukan protes atas masalah ini melalui saluran diplomatik. Dokdo adalah wilayah yang melekat pada kami secara historis, geografis, dan oleh hukum internasional. Seperti yang ditekankan berulang kali, kami akan dengan tegas menanggapi klaim teritorial Jepang yang salah dan berulang terhadap Dokdo," ujar Kementerian Luar Negeri Korea Selatan seperti dilansir Yonhap Jumat 11 Juni.
Kebetulan atau tidak, Korea Selatan berencana menggelar latihan militer tahunan reguler di dan sekitar pulau paling timur Dokdo, guna meningkatkan kemampuan militernya.
Melansir Koreatimes Senin 14 Juni, mengambil sandai 'East Sea Territory Protection Exercise', latihan ini akan digelar Selasa 15 Juni besok, dengan melibatkan pasukan gabungan dari Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Penjaga Pantai, menurut sumber pemerintah dan militer.
"Korps Marinir tidak akan bergabung dengan program tahun ini, karena tidak ada latihan pendaratan yang akan dilakukan. Latihan akan dilakukan dengan cara meminimalkan kontak langsung mengingat situasi COVID-19," sebut sumber yang mengetahui rencana ini.
"Sebagai latihan bersama reguler, latihan yang akan datang ditujukan untuk menanggapi ancaman terhadap wilayah, orang, dan properti kami," tukas seorang pejabat militer.
Sebagai protes terhadap latihan reguler, Jepang membatalkan pembicaraan yang disepakati antara Presiden Moon Jae-in dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga selama pertemuan Kelompok Tujuh (G7) di Inggris pekan lalu, kata seorang pejabat kementerian luar negeri di Seoul.
Korea Selatan meluncurkan latihan Dokdo pada tahun 1986. Sejak tahun 2003, Korea Selatan biasanya mengadakan pelatihan dua kali setahun, biasanya pada bulan Juni dan Desember, untuk menangkis kemungkinan penyusupan asing dengan lebih baik di daerah tersebut.
Jepang telah berulang kali mengajukan klaim teritorial ke Dokdo, sementara Korea Selatan telah secara efektif mengendalikan pulau-pulau itu dengan detasemen polisi kecil sejak pembebasannya dari pemerintahan kolonial Jepang pada tahun 1945.
Bulan lalu, Korea Selatan menyerukan boikot pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 sebagai bentuk protes setelah peta yang menunjukkan rute Estafet Obor Olimpiade Tokyo 2020 menandai Pulau Dokdo sebagai wilayah Jepang. Kabarnya, Jepang menolak mengoreksi peta tersebut.
Pada Bulan April, Kementerian Pertahanan Korea Selatan dengan tegas menolak klaim Jepang atas Pulau Dokdo, dalam buku pelajaran SMP di Jepang pada awal Bulan April lalu. Dari 296 buku yang disetujui Pemerintah Jepang, 30 jenis di antaranya untuk pelajaran ilmu sosial. Di dalamnya, berisi klaim kedaulatan Tokyo atas Pulau Dokdo.
Tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengajukan protes keras, karena Jepang menyinggung Pulau Dokdo dalam buku putih pertahanan negara itu, seperti melansir Yonhap. Dalam buku itu, Jepang menyebut status Dokdo yang belum kelar dengan Korea Selatan, seperti halnya status Kepulauan Kuril yang disengketakan dengan Rusia.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, klaim Jepang atas Dokdo atau Takeshima di Jepang sudah berlangsung sejak lama. Sejak tahun 2005, nama Dokdo selalu masuk dalam buku biru diplomat dan buku putih pertahanan Jepang.
Pada 25-26 Agustus 2019 lalu, Korea Selatan menggelar latihan militer besar-besaran di Pulau Dokdo, diikuti seluruh unsur dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Selain pasukan khusus Angkatan Laut, latihan ini juga diikuti Marinir, jet tempur F-15Ks, hingga Kapal Perusak Aegis Sejong The Great.
Ketika itu, latihan digelar setelah Korea Selatan menarik diri dari perjanjian berbagi informasi intelijen dengan Jepang. Sementara, Jepang mencoret Korea Selatan dari daftar mitra dagang terpercaya, seperti melansir Reuters 25 Agustus 2019.