Bagikan:

JAKARTA - Bank Shinhan yang berbasis di Seoul, Korea Selatan, memutuskan untuk menutup sementara kantornya di Yangon, setelah salah satu karyawannya berada dalam kondisi kritis setalh ditembak oleh rezim militer Myanmar.

Hal ini berdasarkan prosedur tanggap darurat tertinggi tingkat tiga. Semua karyawan di sana sudah mulai bekerja dari rumah setelah insiden tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula pemulangan karyawan, berdasarkan manual penanganan jika krisis semakin meningkat. 

"Kami telah memutuskan untuk meningkatkan tingkat kewaspadaan demi keselamatan staf kami di sana. Kantor pusat Shinhan Korea akan mendukung pekerjaan untuk pelanggan di Yangon," kata seorang juru bicara Shinhan, melansir Koreatimes.

Diketahui, karyawan Bank Shinhan Yangon yang merupakan penduduk asli Myanmar, ditembak saat berada di dalam kendaraan perusahaan saat dalam perjalanan pulang kerja, Rabu sore. Kondisinya disebut tengah kritis. 

Data Layanan Pengawas Keuangan Korea Selatan menyebut, ada sebelas bank yang mengoperasikan cabang atau kantor di Myanmar. Kericuhan akibat kudeta rezim militer Myanmar, membuat bank mempertimbangkan kelangsungan bisnis mereka di Myanmar. 

Setelah insiden Shinhan, sebagian besar langsung meningkatkan kewaspadaan mereka dan memperketat pemantauan, demi keselamatan karyawan. 

Woori Bank cabang Myanmar, Woori Finance Myanmar, mengatakan akan terus mencermati konflik yang semakin dalam antara kudeta militer Myanmar dan pengunjuk rasa. Woori mempekerjakan lebih dari 500 staf Myanmar di sana.

"Hanya sedikit karyawan yang tinggal di kantor selama jam kerja yang dipersingkat untuk melanjutkan bisnis di sana. Kami terus meningkatkan pemantauan situasi politik negara, dan berencana untuk mengambil langkah tambahan sejalan dengan rencana darurat kami," kata seorang pejabat dari Woori. 

Bank KB Kookmin juga mencermati, apakah kerusuhan regional akan meningkat ke tingkat yang dapat menimbulkan ancaman keselamatan bagi karyawannya di sana.

"Semua karyawan Korea dan Burma kami di sana bekerja dari rumah. KB tetap berhubungan dekat dengan kantor Myanmar melalui hotline, sehingga kami dapat mengambil tindakan cepat jika terjadi keadaan darurat," jelas pejabat KB Kookmin.

KB sendiri mengirim empat pekerjanya ke KB Bank Myanmar. Bank akan memutuskan memulangkan mereka atau tidak, berdasarkan pedoman dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.

Sementara, dua bank yang dikelola negara, Bank Pembangunan Korea (KDB) dan Bank Industri Korea (IBK), juga meningkatkan kewaspadaan mereka untuk memastikan keselamatan karyawan mereka di sana, serta berkordinasi dengan kantor diplomatik Korea Selatan.

"Kami tetap berhubungan dekat dengan Kedutaan Besar Korea di Yangon, dan berencana untuk terus menjalankan bisnis kami di sana sesuai dengan BCP (business continuity plans)," terang juru bicara KDB.

Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan juga mengadakan pertemuan selama satu jam pada Kamis pagi, untuk memastikan pengoperasian jaringan kontak darurat dengan karyawan dari perusahaan keuangan Korea di sana.

"Otoritas keuangan akan tetap berhubungan dengan Kementerian Luar Negeri dan melakukan yang terbaik untuk keselamatan karyawan perusahaan keuangan Korea di sana dengan mengambil langkah-langkah yang relevan," tulis otoritas dalam keterangannya. 

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.