Bagikan:

JAKARTA - Korea Selatan bersiap meluncurkan prototipe jet tempur Korea Fighter eXperimental (KF-X), yang dikembangkan di dalam negeri pada akhir bulan depan. 

Sebanyak enam prototipe sedang dalam tahap akhir perakitan di kantor pusat Korean Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Provinsi Gyeongsang. Penerbangan uji coba akan dilakukan tahun depan, setelah uji coba darat usai diluncurkan Aprik mendatang.

Peluncuran jet tempur generasi 4,5 ini diharapkan tidak hanya membantu mempercepat produksi suku cadang jet tempur dalam negeri saja, tapi juga membawa efek ekonomi yang cukup besar, menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 110.000 orang selama periode pengembangan penuh yang direncanakan hingga tahun 2028. 

"Sejak KAI memulai Proyek pengembangan KF-X pada tahun 2016, proyek tersebut telah menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 10.000 orang pada tahun 2020," sebut perusahaan dalam keterangannya seperti dilansir Koreatimes.

Dirancang sebagai jet tempur generasi 4,5 KF-X siap bertransformasi menjadi pesawat tempur generasi 5 dengan peningkatan teknologi siluman. Dengan begitu, pesawat ini diharapkan bisa bersaing di pasar global dengan sejumlah jet tempur kawakan generasi 5 seperti F-35 dan F-22 Lightning II dan F-22 Raptor milik Amerika Serikat, berdasarkan harga dan teknologi.

"Karena KF-X telah dilengkapi dengan perangkat keras untuk menjadi pesawat tempur siluman, kami saat ini sedang menjajaki cara untuk menerapkan teknologi siluman ke jet. Meskipun kami belum menentukan detail untuk perkembangan lebih lanjut, karena militer belum menyajikan detail yang diperlukan. Untuk pengembangan lebih lanjut setelah tahap Blok I dan Blok II dari proyek pengembangan KF-X," jelas Direktur Jenderal Kelompok Program KF-X di bawah Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Jung Kwang-sun.

Sementara peralatan inti KF-X telah dikembangkan dengan teknologi dalam negeri Korea Selatan, termasuk radar active electronically scanned array (AESA), peralatan infrared search and track (IRST), perangkat electro-optical target tracking (EO TGP) dan electronic warfare (EW), rasio target pelokalan adalah 65 persen, dalam hal total biaya suku cadang yang digunakan untuk jet.

Soal persenjataan, jet tempur ini memiliki 10 titik pegangan (hard point) yang mampu mengombinasikan sekiat 50 jenis senjata berbeda, dengan daya angkut maksimal 7,7 ton. Selain itu, jet tempur ini juga sudah memiliki kemampuan pengisian bahan bakar di udara.