JAKARTA - Amerika Serikat sedang melakukan peninjauan kembali, penjualan senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) yang disahkan oleh mantan Presiden Donald Trump.
Dalam jumlah pers perdananya Rabu 27 Januari waktu setempat, Blinken mengatakan peninjauan itu bertujuan untuk memastikan pertimbangan suatu keputusan dan hubungan luar negeri Amerika Serikat.
"Untuk memastikan bahwa apa yang yang dipertimbangkan adalah sesuatu yang memajukan tujuan strategis kita dan memajukan kebijakan luar negeri kita," kata Blinken melansir Al Jazeera.
"Inilah yang kami lakukan saat ini. Ini tipikal pemerintahan baru," imbuhnya.
Dilansir Al Jazeera dari The Wall Street Journal, pemerintahan Joe Biden telah memberlakukan pembekuan sementara kesepakatan penjualan senjata ke Arab Saudi dan UEA senilai miliaran dolar AS. Di antaranya terdiri dari amunisi berpemandu presisi ke Arab Saudi dan pesawat tempur F-35 ke UEA.
Langkah itu dilakukan satu minggu setelah Biden, yang telah berjanji untuk 'menilai kembali' hubungan Washington dengan Riyadh, dilantik sebagai Presiden AS. Sejak menjabat, Biden telah menandatangani serangkaian Perintah Eksekutif untuk meninjau atau membalikkan beberapa kebijakan utama mantan Presiden Donald Trump.
Trump memperhatikan hubungan AS yang erat dengan UEA dan Arab Saudi, sejalan dengan dukungan kuatnya untuk Israel dan kampanye 'tekanan maksimum' terhadap Iran.
Pada Mei 2019, mantan presiden AS mengumumkan keadaan darurat nasional karena ketegangan dengan Iran, untuk menghindari keberatan dari Kongres tentang penjualan senjata senilai USD 8 miliar ke Arab Saudi, UEA, dan Yordania.
Administrasi Trump juga mengizinkan penjualan amunisi kecil senilai USD 290 juta ke Arab Saudi pada akhir Desember tahun lalu.
Pemerintahan Trump juga memberi tahu Kongres pada November lalu, terkait persetujuan penjualan sistem senjata canggih senilai lebih dari 23 miliar dolar AS, termasuk jet tempur F-35 dan drone bersenjata ke UEA.
Pengumuman itu datang tak lama setelah pemerintah UEA setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi AS.
BACA JUGA:
"Ini adalah pengakuan atas hubungan kami yang semakin dalam dan kebutuhan UEA akan kemampuan pertahanan tingkat lanjut, untuk mencegah dan mempertahankan diri dari ancaman yang meningkat dari Iran," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan pada saat itu.
Diberitakan sebelumnya, penandatanganan pembelian senjata oleh UEA dilakukan hanya beberapa jam sebelum Joe Biden dilantik pada 20 Januari lalu. Itemnya terdiri dari 50 jet tempur F-35 dan 18 drone bersenjata.