Bagikan:

JAKARTA - China mengerahkan 125 jet tempur, kapal induk dan kapal Liaoning dalam latihan militer skala besar di sekitar wilayah Taiwan.

Latihan itu mensimulasikan penutupan pelabuhan-pelabuhan utama dalam sebuah langkah yang menggarisbawahi situasi tegang di Selat Taiwan.

China juga menegaskan hal itu dilakukan untuk menghukum Presiden Taiwan Lai Ching-te karena menolak klaim kedaulatan China atas Taiwan.

"Ini adalah hukuman tegas atas rekayasa terus-menerus Lai Ching-te tentang omong kosong 'kemerdekaan Taiwan'," kata Kantor Urusan Taiwan-China dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Selasa 15 Oktober.

Latihan militer China dilakukan empat hari sejak Senin 14 Oktober setelah Taiwan merayakan peringatan berdirinya negara tersebut pada Hari Nasional Taiwan.

Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan, sedikitnya 90 pesawat, termasuk jet tempur, helikopter, dan pesawat nirawak, terlihat di dalam zona pertahanan udara Taiwan.

Lalu lintas di udara Taiwan dalam seharian kemarin itu dari pukul 5.02 pagi hingga 4.30 sore menjadikan rekor harian di zona tersebut.

Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Taiwan, Joseph Wu menanggapi upaya yang dilakukan China dengan lantang.

"Militer kami pasti akan menangani ancaman dari China dengan tepat," kata Wu dalam sebuah forum di Taipei, ibu kota Taiwan.

"Mengancam negara lain dengan kekerasan melanggar semangat dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyelesaikan perselisihan melalui cara damai," sambungnya.

Kantor Kepresidenan Taiwan juga meminta China untuk menghentikan provokasi militer yang merusak perdamaian dan stabilitas regional dan berhenti mengancam demokrasi dan kebebasan Taiwan.