Bagikan:

JAKARTA - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Hari Jumat berterima kasih kepada para pilot pesawat tempur yang berjuang melawan angkatan udara China selama latihan di sekitar pulau itu, berjanji untuk terus memperkuat angkatan bersenjata negara itu.

China memulai latihan, termasuk simulasi serangan presisi dengan pengebom dan pasukan rudal, pada 8 April setelah Presiden Tsai kembali dari Los Angeles, di mana dia bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy, yang membuat marah Beijing.

China memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, klaim yang ditolak keras oleh pemerintah di Taipei, dan secara rutin mengecam pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin dan pejabat Taiwan dan asing.

Di Kota Taichung, Taiwan tengah, Presiden Tsai bertemu dengan pilot pesawat tempur yang sering ditempatkan di garis depan pangkalan udara Magong di Selat Taiwan, berterima kasih kepada mereka atas kerja keras mereka, dan tetap pada posisi mereka sepanjang waktu.

"Saya ingin memberitahu semua orang: selama kita bersatu, kita dapat meyakinkan rakyat negara dan membiarkan dunia melihat tekad kita untuk melindungi bangsa," katanya dalam klip video yang disediakan oleh kantor kepresidenan, melansir Reuters 14 April.

Presiden Tsai mencatat, jet tempur Ching-kuo Indigenous Defense Fighters (IDF) buatan Taiwan, yang mulai beroperasi pada tahun 1997, telah ditingkatkan ke versi yang lebih canggih.

"Ke depannya, kami akan terus meningkatkan fasilitas perangkat lunak dan perangkat keras serta memperkuat pelatihan personel," ujar Presiden Tsai.

Kantor Presiden Tsai menunjukkan gambar dia berbicara dengan pilot yang mengenakan seragam penerbangan dan diberi pengarahan di depan IDF yang diparkir di hanggar.

Diketahui, latihan tiga hari China secara resmi berakhir pada Hari Senin, tetapi Taiwan telah melaporkan aktivitas lanjutan dalam skala yang dikurangi.

Pada Jumat pagi, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan tidak melihat satu pun pesawat militer China melintasi garis median sensitif Selat Taiwan dalam 24 jam terakhir.

Dalam laporan rutin paginya tentang aktivitas militer China dalam periode 24 jam sebelumnya, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan telah melihat empat pesawat militer China dan delapan kapal perang China di sekitar Taiwan.

Namun dalam peta aktivitas China yang menyertainya, tidak menunjukkan pesawat tempur China melintasi garis median Selat Taiwan, batas tidak resmi antara kedua negara. Kendati, China mengatakan tidak mengakui garis median.

Peta kementerian menunjukkan satu pesawat anti-kapal selam China Y-8 terbang antara pantai barat daya Taiwan dan Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan di bagian atas Laut China Selatan.

Pemerintah Taiwan mengatakan, meski menginginkan perdamaian dan mengadakan pembicaraan dengan China, tidak akan tunduk pada tekanan, dan menekankan memiliki hak untuk berhubungan dengan dunia.