Presiden Biden Sebut Kebocoran Dokumen Pentagon Mengkhawatirkan, Tapi Tidak Memiliki Konsekuensi Besar
Presiden AS Joe Biden. (Twitter/@POTUS)

Bagikan:

JAKARTA - Kebocoran dokumen rahasia AS yang sensitif "memprihatinkan", tetapi isinya bukan "konsekuensi besar", kata Presiden Joe Biden pada Hari Kamis, dengan seorang tersangka yang diduga terkait kebocoran telah diamankan.

FBI menangkap Jack Douglas Teixeira, anggota Garda Nasional Udara Amerika Serikat, terkait dugaan kebocoran data intelijen secara online, berdampak pada Washington dan sekutu-sekutunya pada Hari Kamis.

Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan kepada wartawan bahwa Teixeira dicari "sehubungan dengan penyelidikan atas dugaan penghapusan, penyimpanan dan transmisi informasi rahasia pertahanan nasional yang tidak sah," melansir Reuters 14 April.

Sementara itu, Presiden Biden juga menyampaikan komentarnya secara terbuka, terkait kebocoran yang mengungkap informasi tentang sekutu termasuk Israel, Korea Selatan hingga Turki. Sejumlah negara mempertanyakan kebenaran beberapa dokumen yang bocor, termasuk Inggris, yang mengatakan ada "tingkat ketidakakuratan yang serius" dalam informasi tersebut.

"Saya khawatir itu terjadi, tetapi tidak ada hal yang terjadi pada saat itu yang saya sadari sebagai konsekuensi besar," ujar Presiden Biden seperti mengutip The National News.

Dia menambahkan ada penyelidikan "sepenuhnya" yang melibatkan Departemen Kehakiman dan komunitas intelijen.

Tidak diketahui berapa banyak dokumen yang bocor dan perkiraan berkisar antara 50 hingga beberapa ratus.

Dokumen mungkin telah diubah atau digunakan sebagai bagian dari kampanye informasi yang salah, kata pejabat AS.

"Mereka ada di suatu tempat di web, dan di mana tepatnya, dan siapa yang memiliki akses pada saat itu, kami tidak tahu. Kami benar-benar tidak tahu," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Hari Selasa.

"Kami akan terus menyelidiki dan membalik setiap batu sampai kami menemukan sumbernya dan sejauh mana itu," sambungnya ketika itu.

Satu baris penyelidikan untuk sumber kebocoran tampaknya adalah Discord, sebuah platform media sosial yang populer dengan orang-orang yang bermain game online.

Situs Discord menyelenggarakan obrolan suara, video dan teks real time untuk grup dan menggambarkan dirinya sebagai tempat "di mana Anda dapat menjadi bagian dari klub sekolah, grup permainan, atau komunitas seni di seluruh dunia".

Pada Hari Kamis, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, pihaknya mendesak perusahaan media sosial untuk "menghindari memfasilitasi peredaran materi yang merugikan keselamatan publik dan keamanan nasional".

"Kami percaya bahwa perusahaan media sosial memiliki tanggung jawab kepada penggunanya dan negara untuk mengelola infrastruktur sektor swasta yang mereka buat dan kemudian operasikan," ujarnya.