Terkena Sanksi AS, Ini Deretan Perusahaan Milik Anak Pemimpin Rezim Militer Myanmar
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menambah sanksi bagi rezim militer Myanmar, seiring dengan kian brutalnya aksi polisi dan militer Myanmar dalam menghadapi para pengunjuk rasa anti kudeta 1 Februari.
Terbaru, AS melalui Departemen Keuangan menjatuhkan sanksi terhadap Aung Pyae Sone dan Khin Thiri, dua anak pemimpin rezim militer Myanmar, sekaligus Pemimpin Dewan Administrasi Negara (SAC) Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Sanksi juga berlaku untuk perusahan yang dikendalikan keduanya.
Sanksi ini sejalan dengan peringatan yang disampaikan sebelumnya oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Beberapa waktu lalu, Ia memperingatkan militer Myanmar, jika Amerika Serikat tidak ragu untuk mengambil tindakan lebih jauh, jika kekerasan masih terus terjadi di Myanmar.
"Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap mereka yang memicu kekerasan dan menekan keinginan rakyat," kata Blinken dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters.
Sementara itu, Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) Departemen Keuangan AS menyebut, kedua anak pemimpin militer Myanmar mengendalikan berbagai kepemilikan bisnis yang secara langsung memanfaatkan posisi sang ayah, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Adapun perusahaan yang dikenai sanksi adalah A & M Mahar Company Limited, Sky One Construction Company Limited, The Yangon Restaurant, Yangon Gallery dan Everfit Company Limited, seperti melansir The Irrawaddy.
Restoran Yangon dan Galeri Yangon dikendalikan oleh Aung Pyae Son, yang dianugerahi izin selama 30 tahun untuk menjalankannya pada tahun 2013 tanpa menghadapi persaingan apa pun.
OFAC mengungkapkan, sepanjang tahun 2013 hingga 2018 Aung Pyae Sone membayar kurang dari satu persen dari tarif sewa untuk bisnis, dibandingkan dengan properti lain di kota yang sama. Pemerintah Daerah Yangon mengakui bahwa pemerintah pusat menentukan tarif sewa yang rendah untuknya.
Khin Thiri Thet Mon memiliki Seventh Sense, bisnis produksi media dengan kontrak eksklusif dengan Nay Toe, aktor yang menonjol dalam pemasaran untuk Mytel, operator telepon seluler yang didirikan oleh Min Aung Hlaing.
Sanksi OFAC berarti, semua properti dan kepentingan dalam properti yang dikendalikan oleh mereka yang diberi sanksi, baik secara langsung atau tidak langsung, secara individu atau dengan orang yang diblokir lainnya, yang berada di AS atau dalam kepemilikan atau kendali orang AS, diblokir dan harus dilaporkan ke OFAC.
Direktur OFAC Andrea M. Gacki mengatakan, penggunaan kekerasan tanpa pandang bulu oleh rezim militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa tidak dapat diterima.
Sedikitnya 60 orang telah tewas, ratusan terluka, dan hampir 2.000 orang ditahan oleh rezim militer Myanmar sejak kudeta bulan lalu. Sebagai tanggapan, jutaan orang turun ke jalan di seluruh negeri sebagai protes atas kediktatoran.
Baca juga:
- Melawan Saat Hendak Ditahan, Enam Pengunjuk Rasa Anti Kudeta Ditembak Mati Rezim Militer Myanmar
- Amnesty International Sebut Militer Myanmar Gunakan Taktik Perang Hadapi Pengunjuk Rasa
- Diam-diam Ketemu Rezim Militer, China Minta Jaringan Pipa Migas Miliknya di Myanmar Dilindungi
- Junta Militer Hapus Arakan Army dari Daftar Kelompok Teroris
"Amerika Serikat akan terus bekerja dengan mitra internasional lainnya untuk menekan militer dan polisi Myanmar untuk menghentikan semua kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai dan untuk memulihkan demokrasi dan supremasi hukum di Myanmar," sebutnya.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.