Simbiosis Mutualisme dari Ridwan Kamil dan Partai Golkar

JAKARTA - Pakar komunikasi Emrus Sihombing, menilai tepat langkah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) yang memilih bergabung dengan Partai Golkar. Masuknya Ridwan Kamil ke Golkar akan sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.

“Ini tentunya sangat baik dan positif bagi kedua belah pihak. Saya melihat, RK ini tokoh yang jeli, untuk merapat dan bergabung ke Golkar, karena itu adalah partai yang sangat pas untuk dia,” ujar Emrus dalam keterangannya, Kamis, 19 Januari.

Menurutnya, Ridwan Kamil tepat memilih Golkar karena partai beringin ini adalah satu-satunya partai di Indonesia yang paling demokratis dibandingkan partai-partai lainnya. Selain itu, kata Emrus, dialektika dan pertukaran pendapat di Golkar juga sangat elegan dan egaliter antara satu kader dengan yang lain.

“Kalau di partai lain ada tokoh sentral dan power full, selanjutnya yang terjadi kader-kader pasti akan mengikuti apa petunjuk dari tokoh sentral itu. Namun di Golkar tidak seperti itu,” kata Emrus.

Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan itu menilai, Golkar egaliter karena ada faksi-faksi yang punya power satu sama lain, yang menjadikan terdapat kesetaraan di tubuh partai.

"Jadi, siapa pun pemimpin Golkar, pasti mampu memimpin dengan demokratis. Seperti halnya Ketum Umum Golkar saat ini Pak Airlangga Hartarto, yang juga jeli melihat peluang bergabungnya RK. Ini tentunya beda dengan di partai lain, bahkan banyak tokoh di partai-partai lain yang tiba-tiba masuk sepertinya ingin meminta 'perlindungan' dan maksud tertentu," bebernya.

“Maka saya melihat sangat tepat keputusan RK ini gabung ke Golkar. RK adalah tokoh yang yang terbuka, yang demokratis, yang bisa diterima seluruh lapisan masyarakat, terutama di Jabar,” sambung Emrus.

Emrus juga melihat cara pendekatan dan komunikasi RK terhadap masyarakat Jabar. Menurutnya, RK merupakan pemimpin yang dialogis dan selalu memberikan penghargaan satu sama lain kepada masyarakat.

“Ini juga sama dengan di Golkar dan sama dengan Airlangga Hartarto. Jadi ini memang mereka sudah klop,” tutur Emrus

Kemudian dari sisi karakter dan cara berkomunikasi RK saat memimpin Jabar, kata Emrus, itu juga sama dengan karakter yang berlaku dan ada di Golkar selama ini.

"Saya melihat, hampir pasti Golkar akan mengusung RK di periode kedua sebagai Gubernur Jabar,” ungkap Emrus.

Sementara Golkar, menurutnya, juga sangat jeli dalam menunjukkan kepiawaiannya sebagai partai politik besar. Di mana bisa menerima tokoh-tokoh luar biasa untuk masuk ke partai tersebut.

“Bergabungnya tokoh-tokoh di Golkar selama ini saya melihat bukan karena mereka bermasalah, tapi karena prestasi. Khusus untuk RK saya melihat ini adalah mutiara dari Jabar bagi Golkar,” ucap Emrus.

Adapun keuntungan lain bagi Golkar, kata Emrus, dengan pengaruh kepemimpinan RK yang acceptable bagi masyarakat Jabar maka Golkar ke depan akan bisa mendulang suara di Pilpres dan Pileg yang akan datang. Apalagi, Jabar adalah provinsi dengan lumbung suara terbanyak di Pemilu 2024. Emrus meyakini, RK akan membantu mendulang suara bagi Golkar, terutama di tanah Sunda.

“RK ini adalah tokoh yang disenangi, dihargai, dihormati dan dekat dengan masyarakat Jabar. Ini akan sangat pas dengan sosok Airlangga Hartarto,” pungkasnya.