Bagikan:

JAKARTA - Hubungan Partai Demokrat dan Partai NasDem kembali menghangat. Musababnya Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menyindir Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali terlalu sering mengumbar pernyataan terkait kriteria cawapres Anies Baswedan.

Panas dingin hubungan antara dua partai yang berencana koalisi ini sempat terjadi ketika Demokrat ingin Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jadi pendamping Anies. Namun, NasDem menyebut nama cawapres untuk Anies diambil dari figur yang berpengalaman di pemerintahan.

Soal beda pendapat ini kemudian mereda setelah tim kecil dibentuk NasDem, Demokrat dan PKS untuk mendeklarasaikan Koalisi Perubahan sekaligus membahas strategi Pemilu 2024.

Hanya saja, kali ini konfrontasi kedua partai kembali terbuka saat menyinggung soal cawapres Anies.

Demokrat yang menjadi calon mitra koalisi NasDem keberatan karena anak buah Surya Paloh terlalu sering mengumbar pernyataan ke ruang publik. Padahal menurut Demokrat, semestinya soal cawapres Anies bisa disampaikan di forum internal anggota calon Koalisi Perubahan.

Jansen pun lantas menyinggung nasib perubahan yang bisa bubar lantaran pernyataan-pernyataan Ali.

“Pokoknya Bang Ahmad Ali ini tiap minggu ada terus nama baru keluar dari mulutnya. Lama-lama koalisi ini bubar karena pernyataan-pernyataannya. Hehe. Secara resmi kan sudah ada tim 3 partai yang kita bentuk untuk bahas ini. Jika ada usul nama, ide dll sampaikan lewat itu. Bukan diumbari ke publik,” kata Jansen dalam cuitan di Twitter yang dikutip pada Selasa, 17 Januari 2021.

Oleh karena itu, Jansen mengajak Ali dan semua elite partai koalisi perubahan agar tertib dalam berkomunikasi kepada publik. Apalagi, kata dia, tiga partai sama-sama memiliki kursi di parlemen yang tak jauh berbeda.

Menurut dia, jangan ada yang merasa lebih superior di antara Demokrat, Nasdem dan PKS. Lalu, dengan merasa superioritas itu bisa melontarkan pernyataan suka-suka.

“Jadi mari kita kader 3 partai ini tertib komunikasi ke publik. Karena beda kursi Nasdem, Demokrat, PKS itu tipis-tipis aja sebenarnya: 59/54/50. Jadi, jangan ada yang merasa sok paling mendominasi dengan terus buat pernyataan sesuka pikirannya,” lanjut Jansen.

Menanggapi hal itu, Ahmad Ali justru membantah dirinya mengumbar nama cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan. Bahkan, Ali sampai mengaku tak mengenal sosok Jansen.

"Pertama, siapa Jansen ya? Jansen tuh siapa?" kata Ahmad Ali, Selasa, 17 Januari.

Ali lalu mempertanyakan koalisi dengan Partai Demokrat, yang menurut Jansen akan bubar jika ada salah satu partai yang mendominasi. Menurut Ali, NasDem belum mendeklarasikan diri berkoalisi dengan Demokrat.

"Sejak kapan berkoalisi? Emang NasDem dan Demokrat sudah berkoalisi?" ketusnya.

Ali menegaskan, NasDem tidak pernah berbicara mengenai sosok yang cocok untuk mendampingi Anies. Namun, dia mengatakan, selama ini NasDem hanya berbicara mengenai kriteria cawapres.

"Kalau berbicara pernyataan si Jansen itu, bahwa NasDem tidak pernah bicara tentang calon wakil presiden. NasDem tidak pernah bicara siapa yang ideal tentang cawapres, tapi NasDem lebih tertarik bicara tentang figur kriteria cawapres," tegasnya.

Anggota DPR itu menekankan, Koalisi Perubahan belum dapat dikatakan bubar karena dilakukan deklarasi. Untuk itu, Ali menilai sebaiknya wacana Koalisi Perubahan oleh NasDem, Demokrat dan PKS dideklarasikan terlebih dulu.

"Kalau koalisi ini bisa bubar, deklarasi aja cepat-cepat ya," katanya.

PKS: Jangan Baper, Dikit-Dikit Ancam Bubar, Kita Buat Enjoy

Sementara itu, PKS menengahi agar NasDem dan Demokrat tidak saling baper. PKS mengimbau agar pembicaraan terkait cawapres Anies dibawa santai saja karena pada dasarnya ketiga partai sama-sama mencari titik temu.

"Nggak boleh baper, kita buat enjoy saja. Jangan dikit-dikit ancam bubar, ancam batal. Semangatnya membangun titik temu. Sudah ada tim kecil yang menggodok dan menyelaraskan berbagai pandangan," kata Juru Bicara PKS M Kholid kepada wartawan, Selasa, 17 Januari.

Kholid menilai, dalam koalisi harus saling membangun semangat untuk berjuang bersama. "Bagusnya sih, narasinya yang asyik-asyik aja, karena kita kan mau berjuang bersama, jadi harus dibangun semangat kebersamaan bukan justru memperbesar perselisihan," ujarnya.

Karenanya, Kholid mengaku optimistis dengan rencana koalisi perubahan yang hanya tinggal satu langkah lagi dideklarasikan.

"PKS sendiri optimis dengan rencana koalisi perubahan, perjalanan sudah jauh, tinggal finishing task. Ibarat mau goalin bola, ini umpan-umpan lambungnya sudah bagus, tinggal eksekusi tendangan ke gawang biar goal, perlu kesabaran, kedisiplinan dan akurasinya harus pas," pungkasnya.