Tinju Tangan Kosong: Benarkah Ini Olahraga Pertarungan Paling Aman?
Pertarungan tinju tangan kosong di abad modern antara Chad Mendes (kanan) kontra Joshua Alvares dalam Knucklemania II di Hollywood, Florida, 20 Februari 2022. (Foto: BKFC)

Bagikan:

JAKARTA – Pada April 2018 jagat olahraga tinju di Amerika Serikat disuguhi tontotan tinju profesional dalam bentuk berbeda, yaitu bare knuckle boxing atau tinju tangan kosong. Ini sebenarnya aktivitas tinju masa lalu saat pertarungan belum mengenal sarung tinju, namun sekarang dimunculkan lagi. Tinju tangan kosong ini diklaim jauh lebih aman dari tinju dengan sarung tinju.

Orang yang memperkenalkan kembali tinju tangan kosong ke tengah masyarakat Amerika Serikat adalah David Fieldman, promotor tinju asal Philadelphia. Pada 2018 dengan bendera Bare Knuckle Fighting Championship (BKFC), Feldman mencoba peruntungan dengan memperkenalkan tinju gaya kuno ini.

Gayung bersambut, karena gagasan Feldman diterima dengan baik. BKFC mendapatkan lisensi untuk pementasan tinju tangan kosong secara legal di Amerika Serikat. Jadilah Feldman yang pensiun dari tinju pada 2003 itu mementaskan BKFC untuk kali pertama di Cheyene, Wyoming pada 2 Juni 2018.

“Saya pertama kali mengenal tinju tangan kosong pada tahun 2011, setelah berkenalan dengan petinju asal Kanada bernama Bobby Gunn. Saya lantas mulai mempelajarinya, meneliti, mencari referensi sebelum membuat pementasan. Bagi saya ini tontonan yang keren, adu tinju yang lebih murni seperti di masa lalu,” ujar Feldman kepada Jewish Exponent pada 24 Juni 2019.

Promotor David Feldman dengan latar belakang rinju tinju tangan kosong yang berbentuk lingkaran. (Foto: Jewish Exponent/Kenny Ludwig)

Feldman perlu waktu tujuh tahun untuk meyakinkan otoritas pengawas olahraga pertarungan di Amerika Serikat, bahwa tinju tangan kosong ini aman dan layak ditonton. Izin resmi untuk pergelaran BKFC miliknya berhasil Feldman dapatkan, sehingga dia mulus menggelar pementasan pertama di Cheyene. Itu adalah pementasan resmi tinju tangan kosong pertama di Amerika Serikat sejak 1889.

“Sekarang kami mulai merambat naik. Belum mencapai tempat yang saya inginkan, namun sudah merambat naik. Pada saat awal, saya sering mendapatkan surat elektronik maupun pesan di Facebook yang mengatakan bahwa BKFC tak akan bertahan lama. Pandangan seperti itu yang justru membuat saya ingin lebih maju,” ujar Feldman lagi.

Wujud Tinju Tangan Kosong

Hingga Februari 2022, BKFC telah melakukan 27 pergelaran dengan total ratusan partai yang digelar. Tak hanya di Amerika Serikat, tinju tangan kosong bahkan sudah lebih dahulu menyebar ke Inggris sebagai negeri asal tinju modern. Di Inggris, duet promotor Jim Freeman dan Joe Brown mendirikan Bare Knuckle Boxing (BKB) ada 2014.

“Kami bekerja mati-matian dan mendapatkan banyak ancaman dari komunitas tinju, gangster, dan promotor tinju yang tidak ingin kenyamanan mereka terganggu. Juga tidak ingin melihat tinju tangan kosong ini menjadi populer,” kata Freeman.

Sebuah pertarungan tinju tangan kosong versi BKFC antara Mike Perry (kiri) vs Julian Lane di Hollywood, Florida pada 20 Februari 2022. (Foto: BKFC)

Tinju tangan kosong benar-benar mengadaptasi tinju masa pertengahan, ketika sarung tinju belum dikenal, ring berbentuk lingkaran, dan tidak mengenal ronde. Hanya saja di tinju tangan kosong masa kini ronde dipakai sebagai batasan waktu pertandingan. Jumlah ronde yang digunakan dalam tinju tangan kosong masa kini adalah lima hingga tujuh, masing-masing ronde berdurasi dua menit.

Dalam pembagian kelas pun, tinju tangan kosong BKFC memiliki 7 kelas sementara BKB 11 kelas, mulai berat hingga terbang. Sangat berbeda dengan Mixed Martial Arts (MMA), tinju tangan kosong hanya mengizinkan pukulan dari kepalan tangan kosong sebagai senjata. Menendang, membanting, dan memiting dilarang.

Lebih Aman Dibandingkan Tinju Modern dan MMA

Pada November 2020 dalam pertemuan tahunan Association of Ringside Physicians atau Asosiasi Dokter Ring, Dokter Donald Muzzi mengajukan sebuah hasil penelitian. Isinya mengatakan bahwa tinju tangan kosong jauh lebih aman dari cedera otak dibandingkan tinju modern dan MMA yang sudah memakai sarung tinju.

Muzzi mengambil kasus pergelaran BKFC sejak 2018 hingga 2020, yang meliputi 131 pertarungan dengan 262 petinju terlibat. Dari data yang dia kumpulkan, tak satupun para petinju mengalami cedera otak. Hanya saja para pelaku tinju tangan kosong mengalami cedera fisik yang parah.

Sebelum pertemuan Asosiasi Doter Ring digelar, ada kasus petinju tangan kosong yang meninggal usai kalah KO. Justin Thornton meninggal usai kalah KO ronde 1 dari Dillon Cleckler dalam pergelaran BKFC 20 di Mississippi pada 20 Agustus 2020. Thornton meninggal bukan karena cedera otak, namun mengalami infeksi sumsum tulang belakang.

Wajah berdarah, hidung patah, kepala benjol, mata bengkak adalah pemandangan biasa dalam tinju tangan kosong. Meskipun begitu, tak satupun kasus cedera otak ditemukan dalam petinju tangan kosong. Bahkan yang mengejutkan, kasus patah tangan di tinju tangan kosong jauh lebih rendah dibandingkan tinju modern dan MMA.

Pertandingan tinju tangan kosong di kelas berat antara Tom Molineaux vs Tom Cribb di Inggris tahun 1811. (Foto: Wikipedia)

Risiko cedera otak tinju tangan kosong hanya 1,5 persen, dibandingkan tinju dan MMA yang menunjukkan persentase 6 persen sampai 15 persen. Ketiadaan sarung tinju membuat para pelaku tinju tangan kosong lebih sering menyerang ke badan lawan dibandingkan ke kepala. Itulah yang menyebabkan risiko cedera otak menjadi kecil.