Komentar Chris John Soal Tragedi yang Dialami Petinju Hero Tito
Chris John, prihatin atas tragedi yang menimpa petinju Hero Tito. (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA – Mantan juara dunia kelas bulu (57,1 kg) versi WBA, Chris John mengungkapkan keprihatinannya atas tragedi yang dialami petinju Hero Tito. Hero, petinju asal Malang bernama asli Heru Purwanto, meninggal pada Kamis 3 Maret 2022 setelah koma akibat kalah KO ronde 7 dari James Mokoginta.

Pertarungan Hero kontra James digelar dalam pementasan Holywings Sports Show Boxing di Holywings Club SCBD, Jakarta pada 27 Februari 2022.

“Pastinya sangat disayangkan jatuh korban lagi di olahraga tinju profesional Indonesia. Alangkah baiknya jika kita semua belajar dari peristiwa kematian petinju yang sudah-sudah, jadi di masa depan tragedi seperti yang dialami Heru tidak akan terjadi lagi,” kata Chris kepada VOI.

Bagi Chris, hal terpenting yang harus dilakukan petinju adalah persiapan. Baik itu berupa porsi latihan, istirahat, makanan yang bergizi, dan minum yang cukup.

“Sebagai mantan petinju, saya sangat paham soal bagaimana harus mempersiapkan diri menjelang pertandingan. Kebanyakan petinju akan berkonsentrasi untuk memenuhi bobot maksimal timbangan dalam kelas yang dimainkan. Jadi dia akan mati-matian untuk mempertahankan timbangannya agar stabil. Di sini kebanyakan petinju melakukan hal yang keliru, yaitu kurang minum sehingga menimbulkan dehidrasi,” papar Chris.

Latihan tanpa diimbangi makan, minum, dan istirahat yang cukup justru akan menimbulkan bahaya bagi sang petinju.

“Tinju adalah olahraga yang keras dan berbahaya, sebab itu persiapan yang baik mutlak diperlukan. Jangan bersiap mendadak, dan sebaiknya dilakukan jauh hari. Dan sekali lagi, belajar untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena latihan. Cairan tubuh yang cukup sangat penting untuk melindungi otak, karena 80 persen dari tubuh manusia adalah cairan. Jika seorang petinju mengalami dehidrasi, maka perlindungan otak oleh cairan akan sangat kurang. Akibatnya petinju mudah cedera otak karena pukulan,” kata mantan juara yang kini menjadi pengurus KONI Pusat itu.

Selain masalah persiapan petinju, Chris juga menyoroti kurangnya frekuensi pertandingan tinju profesional di Indonesia.

“Karena frekuensi pertandingan yang kurang di Indonesia, petinju biasanya menjadi kurang fokus dalam persiapan. Latihannya cenderung tidak serius, seadanya saja. Seharusnya hal semacam ini dihindari,” kata Chris John lagi.

Hero Tito merupakan petinju Indonesia ke-31 yang tewas seusai bertanding. Kepergian Hero dalam usia 35 tahun meninggalkan seorang istri dan dua orang putri yang masih anak-anak.