Petinju Wanita Punya Keunggulan Dibandingkan Pria
Walau berisiko cedera, tinju diminati wanita. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Dunia olahraga tinju dikejutkan dengan meninggalnya petinju Hero Tito dalam ajang pertarungan Holywings Sport Show Boxing memperebutkan sabuk kelas ringan Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) melawan James Mokoginta di Jakarta pada Minggu 27 Februari 2022. Hero Tito tumbang KO saat menerima pukulan beruntun dari Mokoginta di ronde ketujuh.

Dilansir dari The Sun (21 Desember 2021), petinju wanita asal Montreal, Kanada Jeanette Zacarias Zapata juga meninggal dunia usai kalah KO. Zapata mengalami  koma usai pertarungan tinju wanita GYM Gala International melawan sesame petinju Kanada, Marie-Pier Houle .

Dikutip dari  Bristish Medical Association, ada banyak kematian di seluruh dunia karena tinju. Ada 140 kematian yang terkait dengan tinju di seluruh dunia sejak tahun 1990. Termasuk petinju wanita Stacy Young, yang meninggal di tahun 2016 setelah pukulan di kepala yang menyebabkan pembengkakan otak.

Namun International Boxing Association (IBA) yang mempelajari masalah gegar otak dalam tinju menyimpulkan bahwa wanita yang menderita geger otak dalam tinju lebih sedikit jumlahnya dibandingkan petinju pria. Wanita kurang berisiko mengalami cedera parah daripada pria karena perbedaan fisiologis keduanya.

Keunggulan Petinju Wanita

Menurut sebuah studi di Universitas Temple tahun 2017 yang melakukan penelitian terhadap para atlet wanita menyatakan, bahwa wanita  memiliki leher yang lebih fleksibel, otot bahu dan leher lebih sedikit dan kekuatan tubuh bagian bawah lebih rendah daripada atlet pria.

Hal ini membuat petinju wanita tidak memberikan pukulan kepada lawan sekuat petinju pria. Ini juga memungkinkan petinju wanita menyerap pukulan tanpa harus terluka sama seperti pria.

Ilustrasi petinju wanita. (Foto: Unsplash)

Tinju asalnya merupakan seni bela diri kuno,yang merupakan olahraga pertarungan dari berabad-abad lalu. Jadi, dari zaman kuno hingga hingga saat ini tinju adalah disiplin yang diperuntukkan bagi pria untuk persiapan fisik perang atau hiburan sejenis gladiator.

Di tengah maraknya isu feminisasi, tinju sudah menular ke dunia wanita. Tinju bukan lagi jenis olahraga khusus pria, wanita mulai menekuninya dari mulai hobi hingga menjadi petinju profesional.

Perlahan tapi pasti sejumlah negara yang awalnya melarang tinju wanita akhirnya mulai mencabut larangan tersebut. Puncaknya adalah dimasukkannya tinju wanita ke dalam Olimpiade London 2012.

Beda Karakter

Menurut Sport England, tinju wanita sangat berbeda dengan tinju pria karena teknik,tujuan dan stereotip masing-masing disiplin yang berbeda. Karakter tinju wanita umumnya adalah :

  • Tinju Savage Prancis, yang mengkombinasikan tangan dan kaki dan teknik tinju ala barat
  • Boxercise dan Boxfit, yang melepaskan tenaga namun tanpa kekuatan penuh untuk kembali menyerang.

Ciri dari tinju wanita yaitu fokus yang ditekankan selama pelatihan adalah :

  • Pelatihan untuk pemula yang akan membuat atlet lebih terbuka.
  • Pelatihan self-defense untuk mendapatkan kepercayaan diri serta kekuatan fisik maupun mental
  • Pelajaran teknis tentang kecepatan pukulan, kekuatan pukulan, dan kelincahan gerak kaki.

Adapun persamaan antara antara tinju pria dan wanita adalah mengharuskan langkah kaki yang cepat untuk bertahan di atas ring. Gunanya agar dapat menahan serangan yang melumpuhkan ke arah tubuh, dan mengelak dari pukulan upper cut yang diarahkan dengan kecepatan penuh.

Berbeda dengan dunia tinju profesional pria yang dibagi dalam 17 kelas, tinju wanita dibagi dalam 18 kelas. Mulai kelas terendah yaitu kelas atom (46,3 kg), hingga berat (91 kg +), sedangkan kelas tinju profesional pada pria diawali dari kelas terbang mini (47,6 kg) sampai berat (91 kg +).

Beberapa nama dibawah ini dunia di bawah merupakan nama bagaimana wanita menaklukan tinju dunia.

Laila Ali

Laila Ali merupakan bagian sejarah besar tinju wanita yang merupakan putri dari Muhammad Ali legenda tinju dunia. Di bawah baying-bayang nama besar sang ayah pada umur 21 tahun Laila debut professional. Pertarungannya yang paling terkenal adalah ketika melawan April Fowler hanya dengan 31 detik saja. Gelar terbaiknya adalah International Women’s Boxing Federation 2002.

Laila Ali dan ayahnya, Muhammad Ali. (Foto: Time.com)

Regina Halmich

Regina merupakan ikon petinju wanita hebat di Eropa yang memulai karirnya sebagai petinju sejak tahun 1993. Regina merupakan atlet tinju yang unik karena hanya melakukan 3 pertandingan saja dalam setahun,dengan tujuan untuk menjaga karirnya agar tetap stabil. Dengan prinsipnya terbukti menunjukkan karirnya yang luar biasa, dari 56 kali pertandingan dan memenangkan 54 pertandingan diantaranya.

Bagaimana dengan Indonesia?

Felmy Sumaehe: Petinju Pertama Wanita Indonesia Peraih Gelar WBA dan WBC Asia

Nama Felmy Sumaehe mungkin masih asing ditelinga masyarakat Indonesia. Wanita kelahiran Manado ini bukan seorang selebram, tiktokers ataupun YouTuber, melainkan petinju wanita pertama Indonesia, yang telah menyukai olahraga tinju sejak usianya 13 tahun. Felmy Sumaehe telah mendapat gelar sabuk juara WBA Asia Female Bantamweight Championship. Gelar ini ia dapatkan setelah mengalahkan petinju asal Argentina, Vanessa Taborda pada 10 November 2020. Sebelumnya petinju wanita pertama di Indonesia ini sukses menaklukan petinju wanita asal Thailand, Saowaluk Nareepangsri di kelas WBC Asia Bantamweight Female pada tahun 2019.

Perinju wanita Indonesia, Uswatun Hasanah. (Foto: Instagram/Kemenpora)

Sertu Huswatun Hasanah, Petinju Wanita Pertama Indonesia yang tembus final Kejuaraan Asia

Sertu Huswatun Hasanah yang berasal merupakan prajurit TNI AD, yang disebut sebagai Rising Star dalam tinju wanita Indonesia yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, yang mencetak prestasi di ajang ASBC Asian Elite Boxing Championship di Dubai, Uni Emirat Arab 2021. Tercatat menjadi petinju putri pertama asal Indonesia yang melangkah ke final ajang tersebut. Menumbangkan Shoira Zulkaynarova (Tajikistan), bermodalkan pukulan hook yang menjadi andalannya Uswatun menjadi pembicaraan usai menyabet medali perunggu Asian Games 2018 saat masih berusia 20 tahun. Atun, begitu dirinya biasa disapa, sudah menjadi pembicaraan di dunia tinju usai menyabet medali perunggu Asian Games 2018 saat masih berusia 20 tahun.